Mohon tunggu...
Urip Widodo
Urip Widodo Mohon Tunggu... Peg BUMN - Write and read every day

Senang menulis, membaca, dan nonton film, juga ngopi

Selanjutnya

Tutup

Book Pilihan

Sebuah Novel tentang Korupsi

16 Agustus 2022   17:10 Diperbarui: 16 Agustus 2022   17:16 1237
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Penulis dan novel Korupsi/dokpri

Data buku

Judul: Korupsi

Penulis: Tahar Ben Jelloun, Penerjemah: Okke K.S. Zaimar

Penerbit: Serambi Ilmu Semesta

Tahun: 2010

ISBN: 978-979-024-073-5

Walaupun di sampul bukunya ada tulisan 'sebuah novel', tetapi saya merasa tidak sedang membaca sebuah novel. Atau, kalaupun ini memang novel, saya baru pertama kali membaca novel dengan gaya penulisan (penuturan cerita) seperti dalam buku ini.

Membaca buku ini seolah sedang mendengarkan Si Penulis, Tahar Ben Jelloun (TBJ), sedang bermonolog yang berperan sebagai Murad, seorang insinyur yang bekerja di Kementerian Pekerjaan Umum.

Saya katakan seolah mendengar Penulis sedang bermonolog, karena dari halaman pertama sampai halaman terakhir, halaman 231, buku atau novel ini tanpa jeda. Tidak ada bab di dalamnya, sebagaimana buku-buku atau novel-novel yang pernah saya baca.

Ceritanya mengalir tanpa henti, perpindahan waktu dan tempat, saat Penulis ber-kilas balik, pun dilakukan dengan 'seenaknya'. Namun tetap terasa nyaman dibaca.

Buku, atau novel, ini saya temukan di sebuah toko yang menjual buku-buku lama, 3 hari yang lalu. Ada beberapa alasan saya memilih buku ini saya 'hunting' buku-buku lama.

Pertama, tentu saja judulnya. Korupsi, pendek saja judulnya tapi mengundang kepenasaran saya untuk membacanya. Buku lama tapi bertema sebuah isu yang sampai saat ini masih dibicarakan karena masih menjadi problem sosial.

Kedua, ada keterangan tambahan di sampul belakangnya, bahwa novel ini diilhami karya pengarang besar Indonesia, Pramoedya Ananta Toer. Saya yang mengagumi-cara bertutur-Pak Pram tentu saja bertambah semangat untuk membelinya.

Penulis menulis novel, Tahar Ben Jelloun, ini memang pengagum Pramoedya Ananta Toer. Saking kagumnya, TBJ pada tahun 1990 berkunjung ke Indonesia hanya untuk bertemu dengan Pak Pram. 

Tetapi karena saat itu Pramoedya tengah menjalani tahanan rumah akibat aktivitas politiknya, TBJ tidak berhasil menemuinya. Namun di Jakarta TBJ sempat membaca sebuah novel lama karya Pramoedya yang berjudul Korupsi, yang ditulis tahun 1954. Novel itulah yang mengilhami TBJ menulis novel ini. Novel ini ditulis tahun 1994 dan dijadikan semacam tribute (persembahan) untuk idolanya itu.

Ketiga, ada tagline di bawah nama penulis di sampul buku, yaitu 'Pemenang Hadiah Sastra Prix Gouncourt'. Walaupun belum pernah membaca karya Tahar Ben Jelloun, dengan adanya tagline itu saya merasa ada jaminan bahwa buku ini bukan novel kaleng-kaleng.

Novel yang berjudul asli L'Homme rompu (arti harfiahnya 'Lelaki yang Patah') ini bercerita tentang seorang pegawai negeri di Kementerian Pekerjaan Umum yang jujur dan berusaha melawan arus agar tak terperangkap jerat korupsi. Korupsi yang sudah menjadi sistem, sehingga digambarkan Murad ini bagaikan sebutir pasir di dalam mesin sistem korupsi.

Dengan menggunakan POV orang pertama sebagai Murad, pegawai yang jujur itu, TBJ bercerita dengan apik, sehingga pembaca sangat merasakan bagaimana Murad dilanda perang batin, antara mempertahankan idealismenya untuk tidak korupsi, dengan tuntutan dari lingkungan kerjanya serta dari istri dan ibu mertuanya yang mata duitan.

TBJ adalah penulis yang tinggal di Prancis tetapi kelahiran Maroko, sehingga dalam novel ini pun dia menggunakan Maroko sebagai background novelnya. Dan menariknya, dalam novel ini, bagaimana korupsi 'bekerja', apa yang dialami para pegawai negeri di Maroko sana, semuanya persis yang terjadi di sini, di Indonesia.

Tahun 1954 Pramudya Ananta Toer telah menulis kisah dengan korupsi sebagai latar belakangnya. Ini menunjukkan korupsi telah mengakar sejak lama, setidaknya sejak-tidak lama setelah-Indonesia merdeka.

Novel Korupsi karya Tahar Ben Jelloun ini mengambil seting Maroko, sebuah negara yang ada di benua Afrika. Ini menunjukkan korupsi telah melanda berbagai negeri bagai virus covid-19. Novel ini jadi semacam cermin atas situasi di negeri kita yang tak kunjung reda dilanda badai korupsi.

Sebuah novel yang menarik dibaca dan mengasyikan. Sebagaimana diungkapkan Publisher Weekly, "Kisah yang bikin penasaran tentang godaan untuk menyeleweng dan menerima uang suap".

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Book Selengkapnya
Lihat Book Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun