Mengikuti drama kasus Duren Tiga, semakin hari semakin menarik. Semakin ke sini ceritanya semakin mengerucut. Tabir misteri kasus Duren tiga mulai terkuak sedikit demi sedikit.
Setelah Bharada E naik status menjadi tersangka dan Irjen Ferdy Sambo ditahan di Mako Brimob, maka skenario awal, sebagaimana yang diberitakan media, sepertinya bukan cerita sebenarnya.
Kemudian dengan diperiksanya 25 polisi serta dicopotnya 10 Perwira, menambah kuat bahwa ada skenario yang sebenarnya dari drama kasus Duren Tiga tersebut.
Termasuk informasi yang saya dapat semalam saat menyaksikan acara Talk Show di TVOne. Pembicara dari IPW (Indonesia Police Watch) mengatakan ada dua hal prinsip yang terjadi di Tempat Kejadian Perkara (TKP), yaitu penghilangan barang bukti dan pengrusakan TKP.
Keduanya, menurut pembicara dari IPW itu, mengindikasikan ada sesuatu yang ingin disembunyikan. Apa yang disembunyikan? Dan siapa yang ingin menyembunyikan?
Kita main logika saja.
Apa yang disembunyikan?
Tentu saja sesuatu yang akan merugikan kalau sesuatu yang disembunyikan itu diketahui.
Kata 'merugikan' bisa bermakna luas. Sekedar akan membuat malu saja kita ingin menyembunyikannya, kentut misalnya. Â
Lalu, siapa kira-kira yang dirugikan kalau sesuatu itu diketahui (tidak disembunyikan)?
Yang logis, sih, seseorang yang paling tinggi pangkatnya yang saat kejadian ada di TKP.
Mengapa?
Yaaa ... semua tahu, kan. Kekuatan hirarki (komando) di Polri. Semua aktivitas yang terjadi di TKP tentu atas perintah dari yang berpangkat tertinggi.
Dan, saat itu yang berpangkat tertinggi di TKP adalah Irjen Ferdy Sambo.
Apalagi kemudian diperkuat oleh pengakuan Bharada E bahwa Irjen Ferdi Sambo, saat dilihatnya, sedang memegang pistol, dengan Brigadir Joshua sudah tergeletak dan berdarah di lantai.
Mengikuti alur logika saya itu, saya jadi teringat novel penulis Jepang, Keigo Higashino, yang berjudul 'Kesetiaan Mr. X'.
Jelas sekali, dalam hal menghilangkan barang bukti dan membersihkan (merusak) TKP, Irjen Ferdi Sambo kalah jauh dengan kecerdikan Ishigami, yang hanya seorang guru.
Novel 'Kesetiaan Mr. X', yang terjemahannya diterbitkan Gramedia, mengisahkan kasus pembunuhan yang terjadi (TKP-nya) di kamar sebelah kamar yang ditinggali Ishigami.
Adalah Yasuko, seorang janda beranak satu, yang terus diteror oleh mantan suaminya, Shinji Togashi. Yasuko, dan anak perempuannya, tinggal di apartemen bersebelahan dengan Ishigami.
Suatu hari Shinji Togashi mendatangi Yasuko di rumahnya. Terjadi adu mulut dan pertengkaran yang berakhir kematian Shinji Togashi karena dipukul bagian belakang kepalanya oleh putrinya Yasuko. Karuan saja, Yasuko dan putrinya kebingungan dan ketakutan.
Ishigami saat itu berada di kamarnya dan mendengarkan pertengkaran sampai terbunuhnya Shinji Togashi. Dia, yang menaruh hati kepada Yasuko, kemudian menawarkan bantuan, supaya Yasuko dan putrinya tidak terjerat hukum.
Ishigami yang diceritakan memang seorang yang jenius sejak SMA, beraksi dengan kejeniusannya. Kerjanya sangat rapih dan detail sehingga mampu mengelabui dua detektif senior, yang sebelumnya sudah mencurigai Yasuko berada di balik pembunuhan tersebut.
Mayat (palsu) Shinji sengaja dibuat oleh Ishigami supaya diketemukan, dan justru dari mayat tersebut kedua detektif menemukan beberapa petunjuk (yang dibuat oleh Ishigami) yang justru menjauhkan Yasuko dari tuduhan terlibat pembunuhan.
Saya cukupi sampai sini penjelasan isi novel 'Kesetiaan Mr. X' karena nanti dianggap spoiler oleh yang belum dan ingin membaca novelnya.
Saya hanya membayangkan kalau saja Irjen Ferdy Sambo setenang dan secerdik Ishigami, maka kasus Duren Tiga takakan terbuka dengan cepat dan sangat transparan.
Sekarang, kasus Duren Tiga bagaikan kotak pandora yang bisa membuka kasus-kasus lain, yang selama ini masih misteri. Terutama yang melibatkan Irjen Ferdy Sambo sebagai Kadiv Propam maupun Kasatgassus.
Salut kepada Pak Kapolri dan patut diacungi jempol. Semoga kasus Duren Tiga dapat terkuak-selebar-lebarnya-dengan baik dan jujur sehingga kita semua, rakyat Indonesia, juga yakin dan berharap Pak Kapolri akan melangkah lebih lanjut untuk membongkar kasus-kasus lainnya, yang selama ini ditutup-tutupi.
Semoga saja, dan selamat membaca novelnya.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H