Dari Abi Hurairah dari Rasulullah Saw beliau bersabda, "Kaya bukanlah dengan banyak harta, tetapi kaya sebenarnya adalah kaya hati." (Mutafaq Alaih)
Abu Dzar berkata, Rasulullah saw bersabda, "Hai Abu Dzar apakah menurutmu banyak harta itu kaya? Aku Menjawab: betul ya Rasulullah. Rasulullah bertanya lagi: jadi menurutmu sedikit harta itu miskin? Aku menjawab: benar ya Rasulullah. Kemudian Rasulullah menjelaskan: sesungguhnya kaya itu adalah kaya hati dan miskin itu miskin hati." (HR Nasai dan Ibnu Hibban)
#5
Kaya (dan miskin) merupakan kondisi dari hasil usaha manusia. Dan, saat memberi pahala, Allah Swt melihat proses dari usaha kita bukan dari hasil usaha kita. Apakah proses ikhtiarnya itu dilakukan dengan jalan sesuai syariat atau melanggar syariat.
Ayat Al-Quran dan hadis di bawah menjelaskannya.
"Dan Katakanlah, "Bekerjalah kamu, maka Allah dan Rasul-Nya serta orang-orang mu 'min akan melihat pekerjaanmu itu, dan kamu akan dikembalikan kepada (Allah) Yang Mengetahui akan yang ghaib dan yang nyata, lalu diberitakan-Nya kepada kamu apa yang telah kamu kerjakan." (QS. at-Taubah: 105)
"Dialah Yang menjadikan bumi itu mudah bagi kamu, maka berjalanlah di segala penjurunya dan makanlah sebahagian dari rezki-Nya. Dan hanya kepada-Nya-lah kamu (kembali setelah) dibangkitkan." (QS. Al-Mulk: 15)
"Tidak ada seseorang yang memakan satu makanan pun yang lebih baik dari makanan hasil usaha tangannya (bekerja) sendiri. Dan sesungguhnya Nabi Allah, Daud, memakan makanan dari hasil usahanya sendiri." (HR. Bukhari)
"Barangsiapa di waktu sore merasa lelah lantaran pekerjaan kedua tangannya (mencari nafkah), maka di saat itu diampuni dosa baginya." (HR. Thabrani)
#6
Bagaimana kita harus bersikap saat kita diberi kelebihan harta (kaya) atau saat kita kekurangan (miskin)?