Mohon tunggu...
Urip Widodo
Urip Widodo Mohon Tunggu... Peg BUMN - Write and read every day

Senang menulis, membaca, dan nonton film, juga ngopi

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Cerita Bagaimana Cerita Bertambah

2 Agustus 2022   06:20 Diperbarui: 2 Agustus 2022   06:31 331
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
ilustrasi seorang lelaki di atas jembatan/sumber: tribunnews

Siang sudah tidak menunjukkan teriknya. Sinarnya mulai meredup sebagaimana janjinya saat sore menjelang.

Seorang lelaki berkaos putih berdiri di sebuah jembatan dan terlihat, dari posisi kepalanya, sedang memandang ke bawah. Mungkin sedang melihat sungai yang ada di bawah jembatan itu. Mungkin dia menyayangkan sungai di bawah yang tidak terawat, sehingga banyak semak liar di kedua sisinya.

Berpuluh meter darinya berjalan seorang lelaki lain, berkaos biru dan bertopi. Sepertinya akan melewati jembatan itu. Tentu saja lelaki berkaos putih yang berdiri di jembatan terlihat olehnya. Bahkan kulit dahi lelaki berkaos biru itu berkerut melihat kelakukan lelaki berkaos putih. Namun, sebelum dia mencapai jembatan, si lelaki berkaos putih itu berjalan meninggalkan jembatan dan mengambil jalan yang berbeda dengan si lelaki berkaos biru.

Sampai di jembatan, si lelaki berkaos biru berhenti beberapa jenak di tempat lelaki berkaos putih tadi berdiri. Penasaran dengan apa yang dilihat si lelaki berkaos putih di bawah, dia pun melongokkan kepalanya ke bawah.

Baca juga: Akhir Dua Bintang

Taklama kemudian lewat lelaki lain berkaos kuning dan mengendarai motor. Lelaki berkaos kuning itu menghentikan motornya di belakang lelaki berkaos biru dan bertanya.

"Ada apa, Mas?"

Si lelaki berkaos biru mengangkat kepalanya dan menoleh ke belakang seraya menjawab, "Entahlah, kayaknya tadi ada buaya!"

Setelah menjawab, si lelaki berkaos biru berjalan meninggalkan lelaki berkaos kuning yang sekarang penasaran dan segera turun dari motor dan melongokkan kepalanya ke bawah, lalu mencari-cari buaya yang dimaksud lelaki berkaos biru.

Taklama kemudian datang lelaki berkaos merah mendekatinya.

Baca juga: Awal Mula Istilah

"Ada apa, Mas?" tanya lelaki berkaos merah kepada lelaki berkaos kuning.

"Ada buaya!"

"Wah buaya? Besar kecil, Mas?" Si lelaki berkaos merah jadi penasaran.

"Entahlah, sepertinya besar!" Menjawab demikian si lelaki berkaos kuning sambil menaiki motornya dan meneruskan perjalanannya.

Si lelaki berkaos merah, yang sekarang penasaran, melongokkan kepalanya ke bawah, mencoba melihat buaya yang kata si lelaki berkaos kuning ukurannya besar. Karena belum terlihat olehnya, si lelaki berkaos merah sampai membungkukkan punggungnya.

Beberapa saat kemudian berjalan seorang lelaki berkaos hitam melewatinya. Melihat kelakuan lelaki berkaos merah, si lelaki berkaos hitam menghentikkan langkahnya dan berdiri di samping si lelaki berkaos merah.

"Ada apa, sih, di bawah sana?" tanya si lelaki berkaos hitam sambil ikut melongokkan kepalanya ke bawah.

"Ada buaya, besar!" jawab si lelaki berkaos merah.

"Buaya? Besar? Mana ... mana?" Si lelaki berkaos hitam takbisa menyembunyikan kekagetannya.

Si lelaki berkaos merah hanya mengangkat kedua bahunya lalu berjalan meninggalkan lelaki berkaos hitam.

Si lelaki berkaos hitam kembali melongokkan kepalanya ke bawah. Penasaran dengan buaya berukuran besar yang dikatakan lelaki berkaos merah. Namun, setelah beberapa menit buaya yang dicarinya tidak juga terlihat. Makin penasaran, dia lalu memungut batu kecil lalu melemparkannya ke bawah, berharap batu itu memancing buaya yang dicarinya bergerak. Namun usahanya nihil, beberapa kali melemparkan batu ke bawah, alih-alih terlihat ada buaya, gerakan semak-semak pun tidak ada. Menyadari usahanya, ingin melihat buaya, sia-sia dia melangkahkan kakinya meninggalkan tempat itu.

Tanpa disadari oleh kelima orang tadi; lelaki berkaos putih, lelaki berkaos biru, lelaki berkaos kuning, lelaki berkaos merah, dan lelaki berkaos hitam, duduk seorang lelaki berkaos hijau di sebuah dangau yang takjauh dari jembatan itu.

Sejak lelaki berkaos putih berdiri di jembatan sampai terakhir lelaki berkaos hitam, lelaki berkaos hijau itu sudah memperhatikan kelakuan mereka, sambil tersenyum dan menggeleng-gelengkan kepala.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun