"Wah buaya? Besar kecil, Mas?" Si lelaki berkaos merah jadi penasaran.
"Entahlah, sepertinya besar!" Menjawab demikian si lelaki berkaos kuning sambil menaiki motornya dan meneruskan perjalanannya.
Si lelaki berkaos merah, yang sekarang penasaran, melongokkan kepalanya ke bawah, mencoba melihat buaya yang kata si lelaki berkaos kuning ukurannya besar. Karena belum terlihat olehnya, si lelaki berkaos merah sampai membungkukkan punggungnya.
Beberapa saat kemudian berjalan seorang lelaki berkaos hitam melewatinya. Melihat kelakuan lelaki berkaos merah, si lelaki berkaos hitam menghentikkan langkahnya dan berdiri di samping si lelaki berkaos merah.
"Ada apa, sih, di bawah sana?" tanya si lelaki berkaos hitam sambil ikut melongokkan kepalanya ke bawah.
"Ada buaya, besar!" jawab si lelaki berkaos merah.
"Buaya? Besar? Mana ... mana?" Si lelaki berkaos hitam takbisa menyembunyikan kekagetannya.
Si lelaki berkaos merah hanya mengangkat kedua bahunya lalu berjalan meninggalkan lelaki berkaos hitam.
Si lelaki berkaos hitam kembali melongokkan kepalanya ke bawah. Penasaran dengan buaya berukuran besar yang dikatakan lelaki berkaos merah. Namun, setelah beberapa menit buaya yang dicarinya tidak juga terlihat. Makin penasaran, dia lalu memungut batu kecil lalu melemparkannya ke bawah, berharap batu itu memancing buaya yang dicarinya bergerak. Namun usahanya nihil, beberapa kali melemparkan batu ke bawah, alih-alih terlihat ada buaya, gerakan semak-semak pun tidak ada. Menyadari usahanya, ingin melihat buaya, sia-sia dia melangkahkan kakinya meninggalkan tempat itu.
Tanpa disadari oleh kelima orang tadi; lelaki berkaos putih, lelaki berkaos biru, lelaki berkaos kuning, lelaki berkaos merah, dan lelaki berkaos hitam, duduk seorang lelaki berkaos hijau di sebuah dangau yang takjauh dari jembatan itu.
Sejak lelaki berkaos putih berdiri di jembatan sampai terakhir lelaki berkaos hitam, lelaki berkaos hijau itu sudah memperhatikan kelakuan mereka, sambil tersenyum dan menggeleng-gelengkan kepala.