Dalam beberapa jam lagi kita akan memasuki tahun baru, tahun 1444 H, dan meninggalkan tahun 1443 H.
Selaku seorang Muslim, selayaknya kita lebih memperhatikan pergantian tahun Hijriyah daripada tahun Masehi, walaupun memperingati tahun baru Masehi pun bukan sesuatu yang salah. Dan sudah selayaknya momen pergantian tahun tidak dirayakan dengan hura-hura atau pesta pora.
Karena hakikatnya, baik tahun baru Hijriyah maupun tahun baru Masehi, keduanya sama. Di setiap pergantian tahun itu berarti usia kita semakin berkurang. Setiap pergantian tahun berarti semakin mendekatkan kita pada akhir jatah umur kita atau akhir dari hidup kita. Karena itu, sangat tidak logis bahkan aneh kalau pergantian tahun dirayakan dengan sukacita apalagi dengan pesta yang glamour.
Lalu apa yang harus dilakukan di saat pergantian tahun?
Evaluasi diri.
Momen pergantian tahun baru Hijriyah atau tahun baru Masehi adalah momen yang tepat untuk evaluasi diri atau muhasabah. Apa yang telah kita lakukan selama 12 bulan terakhir, dan rencana apa yang akan kita lakukan dalam 12 bulan ke depan.
Malam pergantian tahun, adalah waktu yang tepat bagi kita untuk mengevaluasi semua yang kita alami setahun ke belakang. Kita ingat-ingat lagi, capaian apa yang kita raih di tahun kemarin. Harapan atau keinginan apa yang terealisasi dan yang belum. Juga, kegagalan apa yang kita alami. Dan sebagainya.
Â
Dengan mengevaluasi diri atas apa yang terjadi di tahun yang lalu, kita bisa membuat resolusi untuk tahun depan.
Dalam Islam evaluasi diri itu dikenal dengan istilah muhasabah. Muhasabah berasal dari akar kata hasiba, yahsabu, hisab. Artinya secara etimologis melakukan perhitungan. Dalam terminologi syari, muhasabah adalah sebuah upaya evaluasi diri terhadap kebaikan dan keburukan dalam semua aspeknya.
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!