Kalau buku mereka banyak yang terjual, selain meraih keuntungan, minimal bisa balik modal, juga nama mereka semakin dikenal banyak orang, sebagai branding istilahnya.
Saya merasakan, menjual buku ini adalah duka yang paling berat saat menerbitkan buku. Ada sedikit rasa malu, ada juga rasa tidak percaya diri, begitupun ada rasa takut disebut sombong karena merasa sudah menjadi penulis, dan lain sebagainya.
Sebenarnya, saat pertama-tama menerbitkan buku, menjual untuk mendapatkan keuntungan bukan sesuatu yang sangat saya ingini. Saat menerbitkan buku, yang paling besar keinginan saya adalah ingin buah pikiran (tulisan) saya banyak yang membaca, dan syukur-syukur ada yang merasakan manfaat dari apa yang saya tulis. Keinginan branding nama, sih, ada juga.
Tetap saja, selalu terjadi 'perang' batin antara ingin 'menjual buku' dengan rasa segan, malu, dan tidak percaya diri. Namun, kemudian saya menemukan solusi yang cukup menguntungkan, yaitu barter alias bertukar barang, dalam hal ini buku.
Semula tidak sengaja saya melakukan barter buku ini. Saat saya menerbitkan buku di EDWrite Publishing, bersama beberapa penulis lain-sekitar 10 orang-yang lolos seleksi challenge menulis, saya menawarkan ke salah seorang mereka untuk tukeran buku.Â
Setelah disetujui saya pun mengirim buku saya ke alamat dia, dan kemudian dia mengirim bukunya ke alamat saya.
Setelah menerima buku dari teman saya itu, saya kemudian berpikir untuk mencoba hal yang sama dengan teman-teman yang lain. Lalu saya menghubungi teman-teman yang bukunya sama diterbitkan oleh EDWrite Publishing. Beberapa dari mereka pun setuju untuk barter buku.
Setelah itu, sampai saat ini, setiap saya membaca postingan seseorang di FB, yang bercerita telah menerbitkan buku, maka selalu saya kirim pesan (inbox) dan mengajaknya untuk barter buku. Alhamdulillah ... banyak yang bersedia, dan sampai saat ini saya telah memiliki belasan buku hasil dari barter.
Ada dua keuntungan melakukan barter buku ini. Pertama, buku kita tersebar dan otomatis nama kita yang tertera di sampul buku pun ikut tersebar. Lumayanlah untuk branding. Keuntungan kedua, kita mendapatkan banyak buku tanpa membeli. Koleksi buku kita bertambah, ilmu kita bertambah, dan bahan referensi pun bertambah.
Sehingga sekarang banyak yang melakukan barter buku. Baik barter buku karya sendiri, maupun buku-buku dari koleksinya yang sudah tidak diperlukan lagi. Bahkan di FB ada grup khusus untuk barter buku.
Itu pengalaman dan strategi saya 'menjual' buku sendiri.