Surat ash-Shaffaat ayat 102
"Maka ketika anak itu sampai (pada umur) sanggup bersamanya, (Ibrahim) berkata, 'Wahai anakku! Sesungguhnya aku bermimpi bahwa aku menyembelihmu. Maka pikirkanlah bagaiman pendapatmu!'. Dia (Ismail) menjawab, 'Wahai ayahku! Lakukanlah apa yang diperintahkan (Allah) kepadamu, insya Allah engkau akan mendapatiku termasuk orang yang sabar'."
Ini kisah yang sangat fenomenal, bahkan kisah ini menjadi awal adanya syariat perintah berqurban dengan memotong hewan ternak, yang sepekan lagi akan dilaksanakan oleh kaum Muslimin di seluruh dunia.
Ayat ini mengisahkan saat Nabi Ibrahim menerima wahyu, melalui mimpi, yang memerintahkannya untuk menyembelih anaknya, Ismail. Nabi Ibrahim tidak serta-merta langsung melaksanakan perintah Allah tersebut, tetapi mengajak Ismail berdialog terlebih dahulu.
Ayat ini memberi pelajaran, apa pun yang ingin dilakukan orangtua, hendaknya terlebih dahulu didialogkan, dimusyawarahkan, didiskusikan, sehingga terjadi kesepakatan dari semua anggota keluarga.
Jawaban Nabi Ismail di ayat ini pun, 'Insya Allah engkau akan mendapatiku termasuk orang yang sabar', menunjukkan kedewasaan berpikir beliau. Dan tentu saja kedewasaan berpikir ini tidak muncul ujug-ujug, tetapi hasil didikan dari orangtuanya, Nabi Ibrahim dan Hajar.
Demikian beberapa dialog seorang ayah dengan anaknya di dalam Al-Quran. Semoga kita, para ayah, dapat meneladaninya.
Semoha bermanfaat.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H