Kalau saja masih ada umur, saya akan menikmati masa pensiun sekitar 3 tahun lagi, setelah bekerja-di sebuah BUMN-selama 30 tahun lebih.
Tentu saja sejumlah kekhawatiran, saya tidak mau menyebut ketakutan, merasuki isi kepala saya. Tidak ada pendapatan rutin dan pasti, sementara anak ketiga dan keempat masih kuliah, menjadi ketakutan yang dominan. Mau bekerja lagi, usia sudah tidak memungkinkan. Paling nerusin bisnis sampingan yang selama ini dijalanin sambil kerja, jualan buku.
Kekhawatiran lain yang sering melanda pensiunan, seperti seperti post power syndrome, depresi dan kecemasan, semoga tidak terjadi.
Seperti biasa, setiap ingin memahami sesuatu, saya banyak melakukan searching tentang sesuatu itu. Begitupun dengan persiapan menghadapi pensiun. Saya cari-cari informasi, salah satunya saya dapat dari web verywellmindcom, tentang 7 Tips menyesuaikan diri saat pensiun.
Karena mungkin ada Kompasianer yang membutuhkan juga informasi ini, maka saya tulis ulang dengan terjemahan bebas.
#1 Bersiap dengan perubahan Emosi
Dari bekerja ke pensiun, dari bertemu banyak orang setiap hari ke hidup sendiri, dari punya kuasa ke segalanya harus sendiri, tentu akan sangat terasa dari sisi emosional.
Untuk itu, seorang calon pensiunan harus memahami hal ini. Akan ada proses emosional yang akan dialami, terutama di tahun pertama. Mungkin 1-2 bulan pertama merasa bebas, merasa punya waktu banyak untuk beraktivitas yang diinginkan. Tetapi kejenuhan akan melanda kalau tidak pintar-pintar membuat agenda kegiatan.
Perubahan ini harus dimengerti supaya Anda tidak kaget, dan salah jalan dengan melampiaskan pada kehidupan negatif; minum minuman beralkohol, bernyanyi di karaoke, atau dugem.
Beberapa kegiatan ini lebih bermanfaat dan perlahan akan menstabilkan emosi Anda; berolahraga ringan, membaca, menulis, berbicara dengan orang lain, berzikir atau senam yoga.
#2 Susun Aktivitas Harian Anda
Sebelum pensiun, Anda memiliki aktivitas rutin: Alarm berbunyi, mandi, sarapan, mengemas makan siang, keluar dari pintu, aktivitas di tempat bekerja, dan kembali pulang.
Saat pensiun tentu semua itu berubah. Anda harus menyusun kembali rutinitas aktivitas harian supaya hidup lebih dinamis, tidak membosankan. Bereksperimenlah dengan berbagai aktivitas dan slot waktu untuk melihat bagaimana perasaan Anda.
Gunakan waktu untuk membaca koran atau buku dan menikmati secangkir kopi, tetapi tambahkan waktu reguler untuk berolahraga, kegiatan sosial, menjadi sukarelawan, dan makan bersama keluarga. Meskipun hari-hari Anda tidak perlu kaku, mengatur waktu bangun dan rutinitas dapat membantu Anda merasa lebih normal.
#3 Tetapkan Tujuan Kecil
Saat masih bekerja hidup Anda dikejar target. Kehidupan Anda dipenuhi tanda-tanda pencapaian, seperti membuat tenggat waktu, menyelesaikan proyek, atau mendapatkan promosi. Anda masih bisa fokus pada tujuan setelah pensiun, meski mungkin sedikit berbeda dari sebelumnya. Memiliki tujuan, membuat aktivitas lebih fokus. Waktu luang yang dimiliki saat pensiunan pun lebih terjadual, dan akan lebih menyenangkan.
Pikirkan tentang pencapaian apa yang mungkin ingin Anda capai di bulan pertama, enam bulan, atau satu tahun setelah Anda pensiun dan tuliskan. Apakah Anda ingin; Turun berat badan 10 kilogram? Bepergian ke beberapa lokasi? Menerbitkan lima buku? Atau menulis rutin di Kompasiana?
#4 Kembangkan Persahabatan Anda
Yang pasti setelah pensiun adalah kehilangan banyak teman. Rasa kehilangan ini sepertinya yang paling mendominasi perasaan Anda. Setelah 30 tahun bertemu dan melihat mereka setiap hari, kini mereka hanya ada di dalam ingatan.
Untuk obat rindu dan kesehatan emosi Anda, mintalah seorang teman untuk mengajak Anda untuk makan siang setiap hari-misalnya-Rabu. Teman yang lain, mintalah untuk berkunjung setiap akhir bulan. Atau Anda bisa mengajak atau berkunjung ke teman yang juga sudah pensiun untuk sekedar berjalan-jalan di taman kota setiap akhir pekan.
Jika Anda dan pasangan berteman dengan pasangan lain, undang mereka untuk makan siang atau bertemu di sebuah tempat, setidaknya sebulan sekali. Jika Anda merasa tidak memiliki cukup banyak teman,
untuk membuat Anda tetap aktif secara sosial, kalau Anda seorang Muslim, usahakan setiap salat wajib berjamaah di masjid, atau banyak menghadiri majelis ta'lim, lalu berinteraksilah dengan mereka, yang mungkin dulu jarang atau susa Anda lakukan.
#5 Buat Anggaran Baru
Cari tahu apa saja yang Anda butuhkan saat pensiun dan apa yang tidak. Misalnya, anggaran pakaian yang selalu Anda keluarkan untuk pakaian bisnis dapat dihapus, tetapi Anda mungkin perlu menambahkan anggaran untuk iuran keanggotaan lembaga sosial/organisasi/Yayasan yang Anda ikuti.
Penetapkan anggaran akan akan membantu Anda melihat berapa dana yang dibutuhkan. Anda mungkin jadi tahu ternyata Anda memiliki sisa uang yang cukup untuk membawa cucu-cucu Anda makan siang seminggu sekali.
#6 Tetap Rajin Beraktivitas
Sangat tidak mudah mengubah hidup dari yang tadinya aktif setiap hari, saat bekerja, menjadi pasif. Perubahan drastis tersebut bisa-bisa mengundang berbagai penyakit. Oleh karenanya, salurkanlah tenaga Anda dengan menjadi relawan, atau memperbanyanyak aktivitas ibadah.
Misalnya, saat masih kerja Anda tidak bisa ODOJ (One Day One Juz) saat membaca Al-Quran, maka saat pensiun hal itu sangat mungkin. Atau mungkin juga membaca kitab/buku yang sudah lama ingin Anda baca.
Dengan tetap beraktivitas fisik, walaupun tidak sebanyak sebelum pensiun, tidak hanya akan meningkatkan kepuasan psikologis, tetapi juga dapat meningkatkan kesehatan kardiovaskular Anda dan menurunkan risiko hipertensi dan depresi
#7 Fleksibililah dalam Mengatur Aktivitas
Saat masih bekerja Anda mungkin menginginkan juga ada waktu untuk melukis, memasak, dan membaca. Setelah pensiun semua keinginan itu tentu bisa dicapai. Tapi tentunya Anda akan bingung, kalau harus mengerjakan semuanya.
Sehingga diperlukan semacam eksperimen untuk membantu Anda menemukan keseimbangan yang tepat tentang bagaimana Anda ingin menghabiskan waktu Anda, agar selain dapat mengikuti kegiatan social, juga bisa mengembangkan hobi Anda.
Saya beruntung, menjelang pensiun ini, bergabung dengan Kompasiana. Setidaknya saya nanti bisa menjadwal rutin menulis, mungkin sampai 3 atau 4 artikel sehari.Â
Kalau sudah rutin menulis, dan kemudian banyak artikel yang bisa dikumpulkan untuk dicetak jadi buku tentu itu menambah rasa senang saya. Takapalah, kalau misalnya nanti, Kompasiana juga ngasih K-rewards.
Bagaimana, Anda siap pensiun?
Sumber: wwwverywellcom
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H