media-sosial (medsos). Terikat dalam arti harfiahnya, setiap saat, di mana pun, sedang apa pun, tidak bisa lepas dari medsos. Seolah (akun) medsos adalah dirinya yang lain, dirinya yang bisa tampil sebagaimana yang diinginkan, yang harus ditampilkan sesegera mungkin.
Sepertinya hari ini semua orang terikat denganBahkan, keterikatan itu sudah sampai ke tarap kecanduan. Kalau sudah namanya kecanduan, berarti itu sudah menjadi penyakit, karena kalau sudah kecanduan maka yang dirasakan adalah sebuah kebutuhan yang mendesak, yang kalau tidak dipenuhi akan muncul gejala negatif yang lebih parah. Stress misalnya.
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), arti dari kecanduan adalah 'kejangkitan suatu kegemaran (hingga lupa hal-hal yang lain)', dan 'ketagihan akan sesuatu hingga menjadi ketergantungan (pada obat-obatan, minuman, dan sebagainya)'.
Menurut Teknokompas (14/10/21), dari total populasi Indonesia sebanyak 274,9 juta jiwa, pengguna aktif media sosialnya mencapai 170 juta. Artinya, jumlah pengguna media sosial di Indonesia setara dengan 61,8 persen dari total populasi pada Januari 2021.
Sebuah perusahaan media asal Inggris, We Are Social bekerja sama dengan Hootsuite, laporan "Digital 2021: The Latest Insights Inti The State of Digital" yang diterbitkan pada 11 Februari 2021. Laporan ini berisi hasil riset mengenai pola pemakaian medsos di sejumlah negara. termasuk di Indonesia.
Menurut laporan tersebut, rata-rata orang Indonesia menghabiskan 3 jam 14 menit sehari untuk mengakses medsos. Tentu itu nilai rata-rata, maksudnya pasti ada yang menghabiskan waktu lebih dari 3 jam 14 menit untuk bermedsos. Dan yang lebihnya ekstrem itu mungkin yang bisa dianggap sudah kecanduan medsos.
Apakah Anda termasuk orang yang lebih dari 3 jam 14 menit itu? Atau malah sudah masuk kategori kecanduan?
Di mana pun posisi Anda, berikut cara menghilangkan kecanduan bermedsos.
#1
Membatasi penggunaan medsos. Sama dengan mengobati orang yang kecanduan narkoba atau alkohol. Caranya dengan mengurangi porsi waktu kita bermedsos, misalnya kurangi 30 menit sehari. Kemudian semakin lama semakin ditambah porsi waktu yang dikuranginya itu.
Mungkin Anda sendiri tidak pernah tahu, berapa lama menghabiskan waktu untuk bermedsos dalam sehari, karena memang tidak pernah menghitungnya. Sehingga sulit menentukan mengurangi 30 menit dari berapa?
Solusinya bisa dengan mengurangi bermedsos di tempat atau waktu yang seharusnya memang tidak boleh memainkan ponsel. Ini harus disertai komitmen yang kuat.
Misalnya, saat pergi ke kantor, komitmenlah untuk tidak memegang ponsel di mobil, walaupun disupiri orang lain. Alihkan aktivitas Anda dengan melihat suasana luar melalui jendela mobil. Dan untuk menjaga komitmen ini, jangan letakkan ponsel di tempat yang mudah diraih. Karena kalau sudah kecanduan, tangan Anda akan reflek mengambil ponsel. Bila perlu masukkan ke dalam tas.
Juga bisa komitmen untuk tidak memegang ponsel saat makan, di rumah atau di luar rumah. Atau saat berangkat ke masjid untuk salat berjamaah (ini karena saya masih sering melihat tetangga kalau ke masjid masih suka bawa ponsel).
Atau bisa juga berkomitmen untuk menghidupkan ponsel setiap hari di atas jam 6 pagi. Atau mematikan ponsel antara pukul 18 sampai pukul 20. Atau kapan pun, di saat apa pun, semua terserah Anda yang membuat komitmen.
Supaya menarik, jadikan apa yang Anda komitmenkan itu sebagai tantangan. Sanggupkah kita berkomitmen dalam 3 hari, 5 hari, sepekan, 2 pekan, sebulan?
#2
Lakukan pembersihan medsos. Tantangan ini lebih berat dari tantangan #1. Hapus (uninstall) aplikasi medsos dari ponsel Anda. Atau kalau terlalu berat, letakkan aplikasi medsos di posisi yang tidak langsung terlihat saat Anda melihat layar ponsel Anda.
Juga matikan notifikasi semua medsos. Sehingga Anda tidak tergoda untuk membukanya. Tentukan waktu saatnya Anda membuka akun medsos Anda untuk menjawab chat, merespon obrolan grup, atau mengirim pesan. Bila perlu beritahukan ke relasi Anda, bahwa Anda akan menjawab atau merespon chat dari mereka hanya di waktu tertentu.
#3
Melakukan detoks digital. Anda berkomitmen untuk benar-benar tidak menggunakan medsos untuk jangka waktu tertentu, sebulan misalnya. Walaupun menurut Neha Chaudhary, MD, seorang psikiater anak dan remaja di Rumah Sakit Umum Massachusetts dan Sekolah Kedokteran Harvard, detoks digital ini dapat efektif bagi sebagian orang, tetapi tidak bagi Sebagian yang lain.
"Bagi Sebagian orang, justru berhenti sama sekali membuka medsos dapat menyebabkan keinginan untuk menggunakannya dan tidak dapat mempertahankan jeda, atau mungkin membuat seseorang tidak dapat mengakses bagian medsos yang bermanfaat," katanya.
Daripada mengandalkan detoks total, Chaudhary merekomendasikan untuk menetapkan batasan waktu.
#4
Terakhir, dalam kasus yang parah, kalau indikasi kecanduan bermedsos sangat kuat, maka harus mempertimbangkan untuk mencari bantuan profesional dari terapis atau spesialis kesehatan mental.
Demikian saja.
Smoga bermanfaat.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H