Mohon tunggu...
Urip Widodo
Urip Widodo Mohon Tunggu... Peg BUMN - Write and read every day

Senang menulis, membaca, dan nonton film, juga ngopi

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Rezeki Datang pada Orang yang Tepat

10 Juni 2022   06:15 Diperbarui: 10 Juni 2022   06:20 303
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Bagaimana rasanya saat Anda memakai sepatu yang kebesaran? Atau mengenakan baju dan celana yang kekecilan?

Tentu saja, selain Anda tidak akan merasa tidak nyaman, Anda pun akan terlihat tidak menarik.

Sekarang, misalnya, Anda seorang pekerja dengan penghasil sebulan 8 juta, memiliki teman dekat yang kebetulan berada (kaya). Karena suatu urusan, sahabat Anda itu harus pergi ke luar negeri selama setahun. Dia kemudian menitipkan mobil Alphard-nya kepada Anda.

Anda diberi hak pakai mobil Alphard tersebut. Maksudnya, selama setahun itu Anda dipersilahkan memakai mobil tersebut, untuk keperluan apa pun, terserah Anda. Dia hanya minta Anda merawat mobil Alphard-nya itu, service rutin kalau sudah waktunya, BBM-nya menggunakan pertamax, dan sebagainya. Intinya, saat dia pulang nanti, mobilnya itu mulus seperti sebelum dia berangkat.

Bagaimana perasaan Anda?

Anda tentu akan merasa senang. Bahagia bisa merasakan memiliki mobil mewah. Anda pun sehari-hari memakai mobil Alphard itu.

Tiga hari kemudian Anda harus mengisi BBM, karena sudah di level low. Cukup kaget juga Anda, karena harus membeli Pertamax, yang harganya dua kali harga Pertalite, yang biasa Anda beli sebelumnya. Anda cukup berkeringat saat mengeluarkan dari dompet.

Sebulan kemudian, teman Anda mengirim pesan, mengingatkan Anda untuk membayar pajak mobilnya. Anda pun terkejut saat mengetahui pajak mobil Alphard sampai 10 juta lebih.  Walaupun teman Anda itu berjanji akan mengganti, tetapi untuk nalangin pajaknya saat itu Anda tidak punya uang. Dengan terpaksa Anda pun pinjam ke teman Anda yang lain. Kerepotan Anda oleh mobil mewah itu mulai terasa.

Dan kerepotan belum usai. Empat hari kemudian, saat mau memasukkan mobil ke garasi, spion sebelah kanan menyenggol ujung dinding dan pecah. Tentu saja Anda harus menggantinya. Anda pun harus keluar uang 300 ribu lebih, sepuluh kali lipat harga spion mobil Carry Anda.

Kerepotan Anda masih berlanjut. Di bulan kedua Anda menikmati mobil mewah itu, karena keteledoran Anda saat parkir, bemper belakang kena tiang besi, sampai penyok, tentu saja catnya pun lecet. Terpaksa Anda keluar lagi uang sebanyak sejuta lebih. Lagi-lagi Anda harus nyari pinjaman.

Hari-hari berikutnya Anda tidak lagi merasa senang memakai mobil Alphard. Tidak seperti saat hari-hari pertama memakainya. Jangankan senang, tenang pun tidak. Stress Anda meningkat saat memakainya. Takut nyerempet atau diserempet mobil lain, takut nabrak, takut nyenggol. BBM-nya harus pakai Pertamax pula.

Akhirnya di bulan ketiga dan seterusnya Anda tidak lagi mau makai mobil Alphard itu. Anda simpan saja di garasi. Sehari-hari Anda Kembali memakai mobil Carry. Dan perasaan tenang saat mengendarai mobil pun Anda rasakan kembali.

Jadi, belum tentu memiliki barang mewah akan mendatangkan kebahagiaan. Jangankan kebahagiaan, rasa tenang pun tidak didapat, saat Anda 'memiliki' barang mewah, tetapi Anda belum siap memilikinya.

Mendapat sesuatu yang dianggap rezeki, yang (sebenarnya) kita belum pantas (siap) untuk menerimanya, seperti Anda mengenakan baju atau sepatu yang kekecilan. Anda tidak akan merasa nyaman dan tenang bergerak.

Allah Swt berfirman di akhir surat al-Baqarah,

"Allah tidak membebani seseorang melainkan sesuai dengan kesanggupannya ...." (QS. Al-Baqarah: 286)

Banyak yang menafsirkan kata 'beban' di ayat tersebut hanya untuk musibah, atau sesuatu yang membuat manusia menderita. Padahal, beban di sana pun bisa berarti sesuatu yang memang akan menjadi beban bagi orang yang menerimanya, walaupun itu 'dianggap' kesenangan (rezeki).

Seperti permisalan di atas. Semula mobil Alphard yang Anda terima itu dianggap rezeki. Namun, ternyata Anda tidak sanggup memakainya (menerimanya).

Berarti, rezeki pun sama dengan musibah, Allah hanya akan memberikan kepada siapa saja yang sanggup (pantas) menerimanya.

"Allah tidak membebani seseorang melainkan sesuai dengan kesanggupannya ...."

Jadi, jangan sedih atau galau, kalau sampai saat ini Anda belum sanggup membeli mobil Ferrari seperti yang dimiliki Hotman Paris. Karena kalau dikasih pinjam pun, Anda malah akan stress berat. Hehe ....

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun