Walaupun Bilal menyadari bahwa piring yang di depannya itu bukan piring asli yang ada di rumahnya yang terbuat dari kaca, tetapi dia merasa sangat puas. Proses memindahkan benda dari lokasi yang berjauhan dalam waktu cepat, bukan hanya dipahami, tetapi dia melakukannya sendiri.
Dia segera meraih ponselnya, "Alhamdulillah, Dik. Kita berhasil!"
"Alhamdulillah ..., bawa sini, Kak, piringnya," pinta adiknya.
***
Bilal memperlihatkan piring hasil cetakannya kepada Pak Abdullah.
"Luar biasa," kata Pak Abdullah saat menerima piring yang disodorkan Bilal. "Ini memang belum menjawab kepenasaranmu akan proses pindahnya singgasana Ratu Bilqis yang sekejap mata itu. Dan masih jauh untuk menyamai teknologi di kisah Nabi Sulaiman itu. Tapi yakinlah, suatu saat nanti, teknologi yang kamu praktekkan ini akan mengalami perkembangan."
Bilal mengangguk dengan mata berbinar-binar.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H