Mohon tunggu...
Urip Widodo
Urip Widodo Mohon Tunggu... Peg BUMN - Write and read every day

Senang menulis, membaca, dan nonton film, juga ngopi

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Diselamatkan Ayat Kursi

19 Mei 2022   13:12 Diperbarui: 19 Mei 2022   13:15 1555
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Sepanjang jalan, sejak keluar minimarket, Lina tidak berhenti membaca ayat kursi. Bahkan untuk lebih menenangkan hatinya, dia tidak hanya membaca di dalam hati, tapi membacanya dengan lirih. Mulutnya pun berkomat-kamit.

Jantungnya semakin berdebar saat langkahnya mulai memasuki lorong, ayat kursi pun dibacanya semakin keras.

Deg. Jantungnya seolah berhenti. Kira-kira seratusan langkah, matanya menangkap siluet seseorang sedang bersandar di dinding lorong. Lina menghentikan langkahnya. Dari siluet yang terlihat olehnya, pria yang berdiri kira-kira 50 meter di depannya itu bertubuh tinggi besar dan berkepala botak, dari gerakan tangannya terlihat dia sedang merokok.

Lina galau, apakah harus berbalik dan mengambil jalan memutar, atau terus saja melangkah. Keputusan untuk terus berjalan diambilnya, walau dengan perasaan takut. Sebelum meneruskan langkah, Lina mengaktifkan kamera ponselnya, dan meletakkannya di saku jaket. Ini dilakukan agar kalau terjadi tindakan kriminal oleh orang tersebut, ada bukti rekamannya.

Semakin mendekati si pria perasaan Lina semakin was-was karena sekilas raut pria itu agak mencurigakan, seolah ingin mengganggunya. Namun dia berusaha tetap tenang dan terus membaca ayat kursi berulang-ulang seraya sungguh-sungguh memohon perlindungan Allah Swt. Dia tidak berusaha mempercepat langkahnya. Lina berusaha berjalan normal saja, karena kalau lari justru dia khawatir malah akan dikejar oleh si pria itu.

Ketika ia melintas di depan pria berkulit putih itu, Lina sekilas melirik ke arah pria itu, tetapi si pria itu asyik dengan rokoknya, dan seolah tidak mempedulikannya. Semakin menjauhi pria itu hati Lina semakin tenang, langkahnya pun agak dipercepat, dan kemudian berlari kecil setelah keluar dari lorong.

***

Lina sedang menikmati roti bakar dengan selai strawberry saat TV menyiarkan berita perampokan dan perkosaan yang dialami seorang wanita imigran.

Lina hampir tersedak, saat berita di TV itu menyebutkan lokasi kejadian. Lorong. Ya, lorong yang semalam dia lewati. Apalagi saat disebutkan bahwa Tindakan kriminal itu, menurut kesaksian korban, terjadi sekitar pukul 12 malam. Satu jam setelah Lina melewati Lorong itu.

Korban yang ternyata seorang yang tuna wicara tidak bisa menjelaskan ciri-ciri si pelaku. Sehingga polisi kesulitan menangkap pelaku. Hati Lina pun tergerak untuk menolong. Dia yakin bahwa pelakunya adalah pria yang ada di lorong saat dia lewat.

Lina kemudian mendatangi kantor polisi dan menceritakan pengalamannya semalam saat melewati lorong. Tak lupa dia memperlihatkan rekaman video ponselnya. Dari rekaman itu sekilas terlihat wajah si pria.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun