Suatu hari, Nabi Adam dan istrinya, Hawa, memanggil kedua anak mereka, Qabil dan Habil.
Nabi Adam menyempatkan menarik napas panjang dan menatap wajah keduanya sebelum berkata, "Anak-anakku, usia kalian sudah dewasa. Sudah waktunya kalian menikah. Dan Allah sudah mensyariatkan supaya kalian menikah dengan cara silang."
Qabil dan Habil saling tatap. Nabi Adam paham, ada ketidakmengertian dari apa yang dia sampaikan.
"Begini maksudnya, Qabil menikah dengan adik Habil, Labuda, dan Habil menikahi adik Qabil, Iqlima. Dan Allah Swt memerintahkan untuk menyegerakan pernikahan ini."
"Baik, ayah, apa pun yang Allah dan ayah perintahkan, saya akan melaksanakannya," ujar Habil tegas.
"Bagaimana denganmu, Qabil?" tanya Nabi Adam setelah melihat Qabil hanya menunduk tanpa bicara.
"Iy-iya, ayah, saya ... saya akan melaksanakannya." Qabil menjawab terbata-bata. Ada nada keraguan dalam jawabannya.
"Baiklah kalau begitu, silahkan kalian mempersiapkan diri, nanti waktunya ayah akan memberitahu lagi."
Berbeda dengan Habil yang ceria dan merasa bahagia, Qabil berbalik dengan kepala ditekuk dan wajah menunjukkan rona kecewa.
Rupanya setan, keturunan iblis, memulai tekadnya yang dulu diucapkan di hadapan Allah Swt, bahwa dia akan terus menggoda Nabi Adam dan keturunannya. Setan mulai membisikkan kalimat-kalimat racun kepada Qabil.