Beberapa bulan yang lalu, Utsman bin Affan membawa rombongan dagangnya berangkat ke Syam. Mereka membawa komoditas asal Madinah untuk dijual di Syam, dan dari Syam nanti akan membawa barang dagangan yang diperlukan di Madinah.
Kabar kedatangan kafilah dagang Utsman bin Affan terdengar pula oleh para tengkulak atau bandar. Mereka sudah bersiap akan menyambut rombongan dagang Utsman bin Affan sebelum sampai di kota Madinah.
Itu adalah perilaku licik mereka yang sering mereka lakukan selama ini. perilaku licik itu pula yang menyebabkan mereka dapat menguasai barang-barang yang diperlukan masyarakat. Mereka kemudian akan menahan barang-barang tersebut, dan ketika sangat dibutuhkan, mereka akan menjualnya dengan harga berkali-kali lipat.
Mereka pun, para tengkulak itu, segera berangkat ke luar kota Madinah untuk menyambut rombongan dagang Utsman bin Affan.
Setelah beberapa jam menunggu rombongan dagang Utsman bin Affan pun tiba. Para tengkulak itu segera menghentikannya.
"Wahai Utsman, Anda tidak usah repot-repot berjualan di Madinah. semua barang dagangan yang Anda bawa dari Syam akan kami beli." Salah seorang tengkulak menghampiri Utsman bin Affan.
Utsman bin Affan yang semula kaget ada beberapa orang mencegat rombongan dagangnya menjadi paham. Utsman bin Affan pun tersenyum dan mengangguk-anggukkan kepalanya. Dia mulai mengerti siapa orang-orang yang mencegatnya dan apa maksud mereka.
"Memangnya kalian mau membeli berapa barang dagangan saya ini?" tanya Utsman bin Affan.
"Kami akan membeli dengan harga dua kali lipat dari harga biasanya," jawab salah seorang tengkulak.
Utsman bin Affan tidak menjawab, hanya menggeleng.
"Bagaimana kalau empat kali lipat?" tanya tengkulak yang lain.