Kota Madinah masih di waktu duha, namun sorot mentari, panasnya, seolah sudah berada di puncak hari. Kemarau yang telah melanda beberapa bulan menjadikan siang lebih cepat dan sinar matahari terasa lebih panas.
Kemarau telah menyebabkan paceklik dan menimbulkan duka bagi kebanyakana warga kota Madinah. Duka yang menambah kesedihan setelah beberapa bulan yang lalu mereka kehilangan sosok yang paling dicintai oleh kaum Muslimin di mana pun. Sosok yang juga disegani oleh kaum-kaum pembenci Islam. Sosok yang telah membawa bangsa Arab dari kejahiliyahan menuju bangsa yang dikagumi bangsa-bangsa lain, termasuk Persia dan Romawi.
Rasulullah Saw, hamba yang paling dicintai penciptanya, telah menyelesaikan tugasnya menyampaikan risalah Islam. Beliau wafat setelah beberapa pekan menderita sakit panas. Wafatnya beliau, yang bahkan awalnya tidak dipercayai oleh Umar bin Khaththab, telah menyelimuti kota Madinah dengan kesedihan yang sangat.
Abu Bakar ash-Shiddiq ra dipilih secara aklamasi menjadi khalifah, menggantikan tugas Rasulullah menjadi Amirul Mukminin, pemimpin orang-orang beriman. Abu Bakar yang lembut, penyabar tetapi tegas, telah membuktikannya saat menumpas pemberontakan para pengikut nabi palsu.
Namun, Abu Bakar tidak mampu menyelesaikan problem yang dihadapi umatnya, problem paceklik akibat kemarau. Kemarau telah menjadikan perkebunan mengering. Jangankan berharap panen dengan buah-buahan yang lebat, sekadar mempertahankan tanaman dapat hidup saja sangat sulit.
Kemarau juga telah menjadikan komoditas, yang dibutuhkan masyarakat Madinah sehari-hari, menjadi langka. Kalau pun ada harganya melambung berkali-kali lipat karena ulah para tengkulak.
Dalam kondisi yang memprihatinkan itu, selalu saja ada orang-orang yang memanfaatkannya untuk keuntungan pribadi. Para tengkulak atau bandar telah memborong semua komoditas yang sangat dibutuhkan masyarakat, dan mereka baru akan menjualnya jika ada yang sanggup membeli dengan harga yang telah dinaikkan, beberapa kali lipat dari harga normal.
Khalifah Abu Bakar ash-Shiddiq tidak bisa berbuat banyak, kas yang ada di Baitul Maal pun sedang tidak banyak, hanya cukup untuk jaga-jaga apabila ada kejadian luar biasa yang membutuhkan dana.
Menjelang tengah hari tersiar kabar bahwa rombongan dagang Utsman bin Affan tidak lama lagi akan sampai di Madinah dari Syam.
Utsman bin Affan adalah salah seorang pedagang kaya yang ada di Madinah. Perdagangannya yang sukses membuat dia menjadi saudagar di antara beberapa saudagar yang menguasai pasar-pasar Madinah.