"Betul, dan sekarang, setelah hartamu menjadi banyak kau hendak pergi begitu saja? Engkau boleh pergi, tapi tidak dengan semua hartamu." Seorang penunggang kuda di sisi kanan Suhaib bin Sinan berteriak membuyarkan lamunan nya.
"Baik ... baiklah. Aku memang tidak membawa banyak harta, hanya membawa cukup untuk bekal perjalanan. Semua hartaku aku tinggalkan, begitupun semua barang daganganku. Silahkan kalian ambil, asal kalian membolehkan aku melanjutkan perjalanan." Suhaib bin Sinan dengan tegas memberi penawaran.
"Baiklah kalau begitu."
Tanpa berkata-kata mereka kemudian meninggalkan Suhaib bin Sinan dan kembali ke Makkah. Begitu para pengejarnya berbalik, Suhaib bin Sinan pun melanjutkan perjalanan ke Yatsrib. Hatinya sudah tidak tahan, ingin segera bertemu dengan Rasulullah dan para sahabat yang lainnya.
Menjelang malam Suhaib bin Sinan tiba di Yatsrib dan langsung menemui Rasulullah di masjid. Begitu melihat Suhaib mendekatinya, Rasulullah Saw berkata, "Perdagangan yang amat menguntungkan wahai Abu Yahya, perdagangan yang amat menguntungkan wahai Abu Yahya."
Yang dimaksud Abu Yahya oleh Rasulullah Saw adalah Suhaib bin Sinan. Rasulullah Saw mengatakan demikian karena mengetahui bahwa Suhaib bin Sinan telah menyerahkan semua harta kekayaannya demi untuk berkumpul dengan beliau dan kaum Muslimin.
Hal itu tentu saja membuat Suhaib bin Sinan keheranan, sehingga kemudian bertanya, "Wahai Rasulullah, tidak ada seorang pun yang melihat apa yang kualami dalam perjalanan ke sini. Bagaimana engkau mengetahuinya?"
Rasulullah Saw tersenyum lalu berkata, "Sebelum engkau tiba, Jibril telah mendatangiku dan memberi tahuku.apa yang engkau alami. Dia pun menyampaikan wahyu dari Allah Swt."
Rasulullah Saw kemudian membacakan firman Allah yang dimaksud*,
"Dan di antara manusia ada orang yang mengorbankan dirinya karena mencari keridhaan Allah; dan Allah Maha Penyantun kepada hamba-hamba-Nya."
***