"Susu yang ada di gudang Istana tentu tidak bisa untuk mengisi kolam, karena itu untuk kebutuhan Baginda Raja dan semua yang tinggal di istana." Seorang anak buah yang lain menyampaikan pendapatnya.
Kening Tuan Menteri berkerut mendengarnya karena berpikir mencari solusi. Setelah beberapa jenak belum juga mendapatkan solusi, Tuan Menteri berkata, "Lalu apa yang harus kita kerjakan? Karena lusa kolam susu harus sudah siap."
Suasana ruangan menjadi hening karena semuanya berpikir, mencari cara untuk mengisi kolam keputren dengan susu. Namun keheningan tidak berlangsung lama karena salah seorang anak buah Tuan Menteri mengacungkan tangannya.
"Tuan Menteri, untuk memenuhi kolam dengan air susu, bagaimana kalau minta susu kepada rakyat saja?" Seorang anak buah yang mengacungkan tangan memberikan usulannya.
"Maksudmu?" tanya Tuan Menteri.
"Kita minta saja setiap orang untuk membawa segelas susu dan mengisikannya ke kolam."
"Apa mungkin dalam kondisi memprihatinkan karena paceklik rakyat punya susu?" protes seorang anak buah yang lain.
Â
"Alaaaahhh ... itu urusan mereka. Tuan Menteri mohon saja kepada Baginda Raja untuk mengeluarkan taklimat yang mengharuskan semua penduduk memberikan segelas susu," kata si pengusul.
Tuan Menteri tampak berpikir, tapi sejenak kemudian tersenyum karena merasa usulan anak buahnya itu usulan yang paling mungkin dilaksanakan.
***