Mohon tunggu...
Urip Widodo
Urip Widodo Mohon Tunggu... Peg BUMN - Write and read every day

Senang menulis, membaca, dan nonton film, juga ngopi

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan

Saya Tidak Mengerti dengan Kegiatan Pak Jokowi

12 Maret 2022   17:45 Diperbarui: 12 Maret 2022   17:50 546
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Saya, yang berpikiran pendek, sering berpikir akhir-akhir ini, 'kok hidup di negeri ini kayak naik roler coaster', dibuat pusing dengan trek yang turun naik bahkan kadang membuat terbalik, kepala di bawah, dengan kecepatan yang sangat tinggi.

Membaca berita media-media online juga berbagai postingan di media sosial, membuat kepala pusing tujuh keliling. Belum selesai urusan yang satu, muncul lagi masalah yang lain. Berita yang bikin geger belum reda, viral lagi berita yang lain, yang tak kalah heboh. Hampir setiap hari disuguhi berita-berita yang, bagi saya yang berpikiran pendek, sulit dimengerti.

Berita tentang Kepindaham ibu kota negara (IKN). Berita tentang kelangkaan minyak goreng, yang entah apa penyebabnya. Berita tentang kartu vaksin dan BPJS yang menjadi syarat semua keperluan warga. Berita tentang penundaan pemilu yang diawali, katanya, ada yang ingin Pak Jokowi diperpanjang menjadi 3 periode. Berita tentang dana JHT (Jaminan Hari Tua) yang baru bisa dicairkan saat usia 56 tahun, walaupun yang ini sudah direvisi katanya. Dan berita-berita lain, yang enggak masuk nalar saya yang dangkal ini.

Saya tidak mengerti dengan semua berita yang disebutkan di atas. Tidak mengerti kenapa harus ada wacana-wacana dan rencana-rencana tersebut. Kenapa IKN harus pindah, sementara kondisi ekonomi negara sedang tidak baik-baik akibat pandemi? Kenapa pemilu harus ditunda, padahal hari H nya sudah ditetapkan atas dasar kesepakatan eksekutif dan legislatif? Kenapa harus ada usulan 3 periode, kalau konstitusi (UUD'45) sudah mengamanahkan 2 periode? Kenapa vaksin dan keanggotaan BPJS menjadi wajib, padahal itu hak? Kenapa minyak goreng langka, padahal kebun sawit kita luas dan pabrik minyak goreng terus memproduksi?

Pusing ... pusing tujuh keliling.

Belum terpikirkan jawaban dari beberapa hal di atas, saya dihadapkan lagi dengan dua berita yang juga cukup membuat kening berkerut. Pertama, saya membaca di Kompascom bahwa Pak Jokowi akan berkemah di titik nol ibu kota negara (IKN) Nusantara di Sepaku, Penajam Paser Utara, Kalimantan Timur. Walaupun belum ada kepastian waktu perkemahan dimulai, sejumlah fasilitas pendukung telah dibangun di lokasi. Fasilitas tersebut di antaranya toilet, jaringan listrik, dan tangki persediaan air bersih. Selain itu, dibangun pendopo hingga lahan parkir.

Berita kedua, di sebuah media online, Kabid Humas Polda Metro Jaya, Kombes.Pol Endra Zulpan menginformasikan pada tanggal 16 Maret 2022, Pak Jokowi akan melakukan konvoi bersama dengan 20 pembalap MotoGP di Jakarta. Kegiatan ini dimaksudkan untuk mempromosikan ajang balap MotoGP Mandalika.

Ada yang aneh dari dua berita tersebut?

Tergantung Anda yang membacanya. Anda, masing-masing, punya sudut pandang sendiri. Dan kebebasan menanggapi sebuah berita sangat dihargai.

Bebaskan juga saya ya ... yang punya sudut pandang sendiri. Karena menurut saya, yang berpikiran pendek, kedua berita tersebut membuat pikiran saya jungkir balik. Tidak mengerti. Kenapa harus ada kegiatan itu? Kalau kata orang Sunda mah 'teu nanaon, tapi nanaonan'.

Apa pentingnya seorang presiden berkemah? Apakah itu syarat sebelum membangun ibu kota baru? Apa efek kegiatan itu untuk masyarakat?

Mohon maaf kalau saya melihat dari sisi kondisi bangsa, kondisi masyarakat, yang lagi kesulitan ekonominya. Berapa biaya harus dikeluarkan untuk kegiatan berkemah itu? Tentu tidak sedikit. Apalagi, di berita yang lain, disebutkan Pak Jokowi mengajak juga semua gubernur seluruh Indonesia untuk ikut berkemah. Mubazir, hanya itu yang ada di benak saya.

Lalu tentang konvoi, sama saja di dalam pikiran saya, 'teu nanaon, tapi nanaonan'. Untuk apa? Apakah tidak ada cara promosi yang lain? Bisa dibayangkan, kan, beberapa ruas jalan harus 'dikosongkan'? karena informasinya bukan hanya para pembalap MotGP yang akan konvoi, beberapa rider Moto2, Moto3 dan Asia Talent Cup juga dikabarkan hadir dalam acara ini. Apa efeknya? Tentu saja kemacetan. Tidak ada kegiatan kepresidenan saja, sehari-hari, Jakarta sudah macet.

Sekali lagi, pikiran saya bagaikan sedang melaju di roller coaster, jungkir balik memikirkan urgensi dua kegiatan tersebut. Namun, tentunya berbeda dengan pihak-pihak yang menginisiasi kedua kegiatan itu, yang memandang bahwa Pak Presiden harus mengadakan dua kegiatan tersebut.

Entahlah.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun