Saya, yang berpikiran pendek, sering berpikir akhir-akhir ini, 'kok hidup di negeri ini kayak naik roler coaster', dibuat pusing dengan trek yang turun naik bahkan kadang membuat terbalik, kepala di bawah, dengan kecepatan yang sangat tinggi.
Membaca berita media-media online juga berbagai postingan di media sosial, membuat kepala pusing tujuh keliling. Belum selesai urusan yang satu, muncul lagi masalah yang lain. Berita yang bikin geger belum reda, viral lagi berita yang lain, yang tak kalah heboh. Hampir setiap hari disuguhi berita-berita yang, bagi saya yang berpikiran pendek, sulit dimengerti.
Berita tentang Kepindaham ibu kota negara (IKN). Berita tentang kelangkaan minyak goreng, yang entah apa penyebabnya. Berita tentang kartu vaksin dan BPJS yang menjadi syarat semua keperluan warga. Berita tentang penundaan pemilu yang diawali, katanya, ada yang ingin Pak Jokowi diperpanjang menjadi 3 periode. Berita tentang dana JHT (Jaminan Hari Tua) yang baru bisa dicairkan saat usia 56 tahun, walaupun yang ini sudah direvisi katanya. Dan berita-berita lain, yang enggak masuk nalar saya yang dangkal ini.
Saya tidak mengerti dengan semua berita yang disebutkan di atas. Tidak mengerti kenapa harus ada wacana-wacana dan rencana-rencana tersebut. Kenapa IKN harus pindah, sementara kondisi ekonomi negara sedang tidak baik-baik akibat pandemi? Kenapa pemilu harus ditunda, padahal hari H nya sudah ditetapkan atas dasar kesepakatan eksekutif dan legislatif? Kenapa harus ada usulan 3 periode, kalau konstitusi (UUD'45) sudah mengamanahkan 2 periode? Kenapa vaksin dan keanggotaan BPJS menjadi wajib, padahal itu hak? Kenapa minyak goreng langka, padahal kebun sawit kita luas dan pabrik minyak goreng terus memproduksi?
Pusing ... pusing tujuh keliling.
Belum terpikirkan jawaban dari beberapa hal di atas, saya dihadapkan lagi dengan dua berita yang juga cukup membuat kening berkerut. Pertama, saya membaca di Kompascom bahwa Pak Jokowi akan berkemah di titik nol ibu kota negara (IKN) Nusantara di Sepaku, Penajam Paser Utara, Kalimantan Timur. Walaupun belum ada kepastian waktu perkemahan dimulai, sejumlah fasilitas pendukung telah dibangun di lokasi. Fasilitas tersebut di antaranya toilet, jaringan listrik, dan tangki persediaan air bersih. Selain itu, dibangun pendopo hingga lahan parkir.
Berita kedua, di sebuah media online, Kabid Humas Polda Metro Jaya, Kombes.Pol Endra Zulpan menginformasikan pada tanggal 16 Maret 2022, Pak Jokowi akan melakukan konvoi bersama dengan 20 pembalap MotoGP di Jakarta. Kegiatan ini dimaksudkan untuk mempromosikan ajang balap MotoGP Mandalika.
Ada yang aneh dari dua berita tersebut?
Tergantung Anda yang membacanya. Anda, masing-masing, punya sudut pandang sendiri. Dan kebebasan menanggapi sebuah berita sangat dihargai.
Bebaskan juga saya ya ... yang punya sudut pandang sendiri. Karena menurut saya, yang berpikiran pendek, kedua berita tersebut membuat pikiran saya jungkir balik. Tidak mengerti. Kenapa harus ada kegiatan itu? Kalau kata orang Sunda mah 'teu nanaon, tapi nanaonan'.