Mohon tunggu...
Urip Widodo
Urip Widodo Mohon Tunggu... Peg BUMN - Write and read every day

Senang menulis, membaca, dan nonton film, juga ngopi

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

Tiga Keuntungan Memiliki 2 Nomor Whatsapp

20 Januari 2022   14:13 Diperbarui: 20 Januari 2022   14:30 1746
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Ya! Untuk menulis singkat dengan cepat memang kita bisa menggunakan aplikasi Note yang bisa kita unduh di Playstore. Dan, alasan saya tidak menggunakannya, pertama saya tidak perlu nambah aplikasi di gawai saya. Lumayan kan hemat memori.

Kedua, setiap saat saya selalu membuka Whatsapp, sehingga ide yang saya tulis tadi itu akan selalu terlihat dan tidak terlupakan.

Tapi, pilihan ada di tangan Anda seh. Mau pakai Note atau Whatsapp? Up to you lah.

Keuntungan yang kedua, dengan memiliki 2 nomor Whatsapp kita bisa memeriksa materi iklan yang akan kita promokan. Ini sebenarnya pengalaman saya juga. Saya yang nyambi jualan online sambil kerja, suka ngiklan via Whatsapp. Broadcast ke grup-grup atau japri ke teman-teman dan calon customer yang lain.

Nah, saat membuat flyer atau menulis copywriter atau story telling untuk promosi, biasanya saya mengirim dulu ke nomor Whatsapp saya yang lain sebelum di broadcast ke grup-grup.

Tujuannya ya ... untuk memeriksa dan menguji. Apakah ada kesalahan kata? Apakah kalimatnya tidak membingungkan? Apakah uraiannya sudah 'menjual' alias memancing keinginan pembaca untuk membeli? Apakah desain flyer-nya menarik? Apakah tidak terpotong? Kalau semuanya sudah oke, ya lanjut. Saya kirim ke grup-grup atau japri ke calon-calon customer.

Intinya, keuntungan kedua memiliki 2 nomor Whatsapp adalah menghindarkan kita dari kesalahan saat berpromosi.

Keuntungan ketiga. lagi-lagi, ini pengalaman saya lagi. Ini mirip-mirip keuntungan yang kedua. Sebagai seorang yang sedang belajar menulis, fiksi maupun non-fiksi, saya biasanya mengirim naskah yang selesai saya tulis ke nomor Whatsapp kedua. Kemudian di room chat Whatsapp saya kedua itu saya membaca ulang naskah yang saya tulis tersebut.

Dari Whatsapp yang kedua itu, saya bisa tahu, mana paragrap yang kepanjangan, atau paragraph yang terlalu pendek. Mana kalimat yang tidak efektif, atau masih adakah salah ketik (typo), dan lain-lainnya.

Secara keseluruhan, apakah naskah saya itu sudah enak dibaca dan mudah dipahami atau tidak. Sehingga jika diperlukan saya bisa mengeditnya. Kalau sudah yakin oke, maka naskah itu saya kirim, ke grup-grup literasi di Facebook, Telegram, Whatsapp, atau ke media online.

Oiya, mungkin Anda bertanya, kenapa tidak di-print saja kalau untuk memeriksa naskah. Pertama, selain menghemat waktu harus cari-cari printer, juga untuk menghemat kertas dan tinta printer.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun