Interaksi ini dijelaskan Allah swt dalam firman-Nya,
"Hai orang-orang yang beriman, sukakah kamu aku tunjukkan suatu perniagaan yang dapat menyelamatkanmu dari azab yang pedih? (yaitu) kamu beriman kepada Allah dan RasulNya dan berjihad di jalan Allah dengan harta dan jiwamu. Itulah yang lebih baik bagimu, jika kamu mengetahui. Niscaya Allah akan mengampuni dosa-dosamu dan memasukkanmu ke dalam jannah yang mengalir di bawahnya sungai-sungai; dan (memasukkan kamu) ke tempat tinggal yang baik di dalam jannah  'Adn. Itulah keberuntungan yang besar." (QS. Ash-Shaff(10): 10-12)
Dalam ayat-ayat di atas, Allah swt menggunakan kata tijaaroh atau perniagaan atau perdagangan. Ibnu Katsir dalam tafsirnya menyebutkan, perniagaan ini tidak akan merugi selamanya. Allah swt akan membeli apa yang kita jual. Apa yang kita jual? Dijelaskan di ayat ke-13, bahwa kita tetap beriman kepada Allah swt serta berjihad di jalan-Nya dengan mengorbankan jiwa dan harta. Siapa yang tak ingin perniagaannya merugi? Silahkan berniaga dengan Allah swt.
Lalu, interaksi mana yang lebih baik?
Semuanya!
Ini bentuk kemudahan dari Allah swt kepada kita untuk selalu berhubungan baik dengan-Nya dan mendapatkan balasan dari-Nya, dengan cara apapun.Â
Kalau ketiga pola interaksi ini tidak kita gunakan, mau dengan pola bagaimana lagi?
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H