Mohon tunggu...
Urip Widodo
Urip Widodo Mohon Tunggu... Peg BUMN - Write and read every day

Senang menulis, membaca, dan nonton film, juga ngopi

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Sumur

11 Januari 2022   14:04 Diperbarui: 11 Januari 2022   14:12 347
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

"Dari sumur bagaimana?" tanya ayah, bingung dengan jawaban Siti.

Siti kemudian menceritakan sejak pertama Alan yang tidak sengaja menjatuhkan permen, sampai kemudian mereka mendapatkan 13 batu. Sekaligus Siti mengungkapan dugaan mereka bahwa ada makhluk di dalam sumur.

Ayah meraih satu batu dan memeriksanya, lalu tersenyum dan berkata, "Sepertinya batu ini ada harganya." Dia lalu keluar kamar dan beberapa saat kemudian kembali dengan membawa sekop. Kemudian dengan nada tinggi, "Kalian ikut aku!"

"Ayah mau ngapain?" Siti heran ayahnya membawa sekop.

Ayah tidak menjawab, dia membawa mereka ke sumur. Dia kemudian memegang tali timba lalu menyuruh Alan dan Siti untuk menurunkannya ke dalam sumur.

"Aku akan mengambil batu sebanyak mungkin!" kata ayah seraya memegang tali timba dengan kedua tangan, sementara sekop dijepit di kedua kakinya.

Alan dan Siti saling tatap, tapi mereka tidak bisa menolak. Mereka segera memegang tali timba satunya dan mulai mengulur untuk menurunkan ayah ke dalam sumur. Ayah mulai turun dengan pelan. Sampai kemudian terdengar suara air tanda ayah sudah sampai di bawah.

Sumur itu cukup dalam sehingga Alan dan Siti tidak bisa melihat ayah mereka di bawah sana. Hanya terdengar suara air berkecipak di balik gelap dasar sumur.

Beberapa menit kemudian terlihat tali yang dipegang ayah bergerak-gerak. Alan dan Siti saling tatap kemudian sama-sama mengangguk. Keduanya menganggap itu tanda dari ayah supaya ditarik ke atas.

Alan dan Siti kemudian menarik tali timba. Terasa berat. Lebih berat dari saat menurunkan ayah tadi. Keduanya mengerahkan tenaga untuk menarik tali ke atas. Setelah sampai di atas, mereka tidak melihat ayah. Hanya ada ember yang penuh dengan batu-batu beraneka warna dan berukuran besar.

"Mungkin ayah masih di bawah, ember ini kita kosongkan dulu saja, nanti kita turunkan lagi," kata Siti yang dibalas anggukan oleh Alan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun