Hampir saja pedang Utbah berhasil memisahkan kepala Ubaidah dari badannya, kalau pedang Ali bin Abi Thalib tidak menahannya. Hanya beberapa senti di atas tengkuk Ubaidah.
Melihat serangannya gagal, Utbah bertambah emosi, lalu mengayunkan pedangnya menyerang Ali. Ali tidak mengelak, tapi menahan dengan pedangnya dan kemudian mendorong tubuh Utbah. Tubuh Utbah pun terjengkang ke belakang, Hamzah yang kebetulan berdiri di belakang Utbah tidak menyia-nyiakan kesempatan. Ditusukkannya pedangnya ke punggung Utbah sampai tembus ke depan. Utbah bin Rabi'ah pun tewas dengan mata terbelalak. Sesaat Hamzah menoleh ke arah pasukan Muslim. Netranya menatap Huzaifah, dan terlihat Huzaifah bin Utbah menundukkan kepala seraya menutup muka dengan kedua telapak tangannya.
Hamzah dan Ali kemudian mendekati Ubaidah bin al-Harits yang tergolek lemah karena banyak mengeluarkan darah, keduanya lalu membawa Ubaidah bin al-Harits kembali ke barisan pasukan Muslim. Rasulullah kemudian mendekati tubuh Ubaidah. Melihat Rasulullah ada di dekatnya, Ubaidah berbicara pelan.
"Alastu syahiidan yaa Rasulallah*?" bisik Ubaidah bin al-Harits.
"Asyhadu annaka syahiidan*," jawab Rasulullah di dekat telinga Ubaidah.
Mendengar jawaban Rasulullah , seketika itu juga Ubaidah bin al-harits syahid dalam keadaan tersenyum.
Kematian ketiga jagoan Quraisy menambah semangat pasukan Muslim. Ini bisa menjadi tanda-tanda bahwa kemenangan akan berpihak kepada mereka. Sementara bagi pasukan Quraisy, yang sudah dibutakan matanya oleh nafsu amarah, kematian ketiga jagoannya dirasakan bagaikan minyak mengguyur bara api.
*"Tidakkah ini (mati) syahid ya Rasulullah?"
*"Sesungguhnya aku menyaksikan bahwa engkau (mati) syahid"
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H