Mohon tunggu...
Urip Widodo
Urip Widodo Mohon Tunggu... Freelancer - Pensiunan yang ingin terus menulis
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Berusaha menuliskan apa saja yang bermanfaat, untuk sendiri, semoga juga untuk yang lain

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana

Gejolak Fitnah (3)

21 Februari 2021   16:42 Diperbarui: 21 Februari 2021   16:57 239
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Abdullah bin Ubay pun melanjutkan rencana busuknya. "Kita buat cerita, bahwa Aisyah telah berselingkuh dengan Shafwan. Tugas kalian berdua adalah menyebarkan cerita ini ke semua orang yang ada di Madinah. Kalian harus membuat semua orang mempercayai cerita ini.  Kalian berdua harus menjadikan cerita ini jadi berita"

Misthah bin Utsatsah dan Hasan bin Tsabit pun mengangguk tanda setuju dan mereka berpikir, ide pimpinan mereka sangat tepat.

Cerita pun beredar, viral. Bahwa telah terjadi perselingkuhan antara Aisyah dengan Shafwan. Angin fitnah pun menerobos masuk ke rumah-rumah penduduk Madinah. Sampai kemudian sampai juga ke telinga Rasulullah SAW. Dan Rasulullah yang belum mendapat penjelasan dari Aisyah, mendengar isu yang berhembus itu hanya terdiam, antara percaya dan tidak percaya.

Percaya, karena kenyataannya memang Aisyah hanya berdua dengan Shafwan untuk waktu yang tidak sebentar. Tidak percaya, karena beliau kenal betul siapa itu Shafwan, apalagi terhadap Aisyah, istri sendiri. Merasa tidak mungkin apa yang diisukan itu terjadi. Untuk beberapa hari beliaupun selalu menyendiri, menunggu wahyu dari Allah SWT yang akan memberikan penjelasan yang sebenarnya.

Suatu malam, karena merasa harus buang hajat, Aisyah meminta Ummu Misthah menemaninya ke tempat biasa orang-orang membuang hajat. Saat itu masyarakat Madinah belum membuat tempat buang hajat di dalam rumah, sehingga kalau seseorang ingin buang hajat, ia harus berjalan ke Al-Manash, yaitu tempat buang hajat di padang pasir, yang jaraknya cukup jauh dari rumah.

Saat Aisyah selesai buang hajat dan kembali ke rumah, tiba-tiba Ummu Misthah kakinya tersandung sesuatu dan hampir menjatuhkannya. Reflek mulutnya mengeluarkan serapah. Ia berkata, "Celakalah Misthah!"

Mendengar serapah itu sontak Aisyah pun memperingatinya, "Sungguh buruk perkataanmu, apakah engkau mencela seorang lelaki yang telah mengikuti peperangan Badar?"

Ummu Misthah menjawab, "Wahai Ummul Mu'minin, apakah engkau belum mendengar apa yang dikatakan Mitsnah tentang dirimu?"

"Memang apa yang dikatakannya?" Selidik Aisyah.

Kemudian Ummu Misthah bercerita bahwa kemarin Mitsnah menemuinya. Dia menceritakan fitnah yang beredar tentang Aisyah dengan Shafwan, mendengar cerita itu Aisyah pun kaget.

"Betulkah itu, Ummu Misthah?" tanya Aisyah tidak percaya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun