Sistem Jual Putus
Dengan sistem ini, si penulis menjual naskahnya kepada pihak penerbit, sehingga dia mendapatkan fee langsung tanpa harus menunggu bukunya laku terjual. Adapun berapa harga naskahnya, tergantung kesepakatan kedua pihak. Si penerbit tentu akan memperhitungkan, naskah tersebut jika diterbitkan, akan laku atau tidak.
Memilih sistem ini tentu ada untung rugi yang akan didapatkan seorang penulis. Untungnya, penulis akan mendapatkan dana saat itu juga. Ruginya, kalau naskah tersebut setelah diterbitkan ternyata laris, apalagi menjadi best seller, maka yang menikmatinya hanya pihak penerbit.
Sistem Kontrak
Sistem ini merupakan kombinasi dari sistem royalti dan sistem jual putus. Dalam sistem ini si penulis menjual naskahnya kepada penerbit tetapi dengan perjanjian dibayar setiap bukunya dicetak ulang. Misalnya, cetak pertama sebanyak 3.000 eksemplar, penulis mendapat bayaran Rp. 2 juta. Kemudian cetak ulang, penulis mendapat lagi Rp. 2 juta. Begitu juga saat cetak ketiga, dan seterusnya.
Sekarang, untuk membuktikan lagi bahwa menulis bisa membuat Anda kaya, ambil contoh penulis Andrea Hirata, penulis novel Laskar Pelangi dan beberapa novel lain yang best seller. Novel Laskar Pelangi sejak diterbitkan tahun 2005, setiap tahunnya selalu dicetak dua sampai tiga kali, hingga mencapai cetak ulang yang ke-50 di bulan Oktober 2019.
Mari kita hitung, katakanlah setiap terbit novel ini dicetak 5.000 eksemplar. Berarti sampai bulan Oktober kemarin novel Laskar Pelangi sudah dicetak sebanyak 250.000 eksemplar. Kalau misalkan Andrea Hirata sebagai penulis mendapat fee Rp. 10.000 dari setiap novel yang dicetak. Berarti total dia mendapatkan fee sebanyak 250.000 x Rp. 10.000 = Rp. 2.500.000.000 (Dua Milyar Lima Ratus Ribu Rupiah), tentu itu bukan nilai yang kecil.Â
Itu baru fee dari satu novelnya, belum dari novel-novel yang lainnya. Belum dari penghasilan royalti novelnya yang dibuat film. Juga belum dari penghasilan sebagai pembicara di seminar atau di pelatihan menulis. Dan itu belum berakhir, sampai saat ini novel Laskar Pelangi dan novel yang lainnya masih banyak penggemarnya, masih memungkinkan dicetak ulang. Ditambah novel Laskar Pelangi juga diterjemahkan ke beberapa bahasa asing, tentu ini juga menambah penghasilan penulisnya.
Sekarang Kita lihat penulis level dunia, J.K. Rowling, penulis novel serial Harry Potter. Di seluruh dunia, novel Harry Potter telah terjual lebih dari 500 juta eksemplar dalam 80 bahasa. Penjualan sebanyak 500 juta eksemplar itu berasal dari tujuh buku seri Harry Potter dan tiga volume pendamping, dalam versi cetak dan e-book.
Kita hitung saja, misalkan kalau dalam rupiah, J.K. Rowling mendapatkan fee royaltinya sebesar Rp. 10.000 dari setiap novelnya. Dengan total yang dicetak 500 juta eksemplar, berarti dia memperoleh total fee sebesar 500 juta x Rp. 10.000 atau 5 Trilyun Rupiah. Sebuah nilai yang sangat fantastis tentunya.
Mungkin Anda akan bilang, 'itu kan penulis yang bukunya best seller', dan Anda beranggapan sangat berat atau susah menghasilkan sebuah buku yang best seller. Memang betul, tidak gampang menulis sebuah buku yang akan menjadi best seller, tapi setidaknya ada harapan mendatangkan income ketika buku yang Anda tulis diterbitkan. Katakanlah, buku Anda tidak jadi best seller, tapi hanya mencapai 10% dari penjualan novel Laskar Pelangi. Masih lumayan kan mendapatkan fee Rp. 250 juta?