Mohon tunggu...
Urip Widodo
Urip Widodo Mohon Tunggu... Freelancer - Pensiunan yang ingin terus menulis
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Berusaha menuliskan apa saja yang bermanfaat, untuk sendiri, semoga juga untuk yang lain

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Lapang Dada

11 Desember 2020   16:40 Diperbarui: 11 Desember 2020   16:58 111
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Suatu hari saat Rasulullah Saw melakukan halaqoh (lingkaran kecil), menyampaikan ajaran-ajaran Islam, tiba-tiba beliau berhenti, lalu berkata, "sebentar lagi akan datang seorang calon ahli surga."

Para sahabat heran dan saling pandang, kemudian serentak mereka menoleh ke arah pintu masjid, yang tak lama kemudian datang seorang Anshor, terlihat sudah berwudlu lalu bergabung dengan halaqoh Rasulullah. Rasul pun melanjutkan dakwahnya.

Keesokan harinya, saat yang sama, saat halaqoh, Rasulullah tiba-tiba berkata di tengah penyampaian materi yang sedang disampaikannya, "sebentar lagi akan datang seorang calon ahli surga."

Para sahabat pun kemudian menunggu, siapa gerangan yang dimaksud Rasulullah Saw sebagai seorang calon ahli surga.

Tak lama kemudian masuklah orang yang sama dengan yang kemarin, seorang Anshor. Sama seperti hari sebelumnya, tanpa ada perasaan apa-apa dia langsung bergabung dengan halaqoh Rasulullah. Dan Rasul pun melanjutkan materinya.

Keesokan harinya lagi, di saat yang sama, Rasulullah berkata, "sebentar lagi akan datang seorang calon ahli surga."

Para sahabat semakin penasaran, sekarang hanya menunggu penegasan, apakah masih orang yang sama, orang yang dimaksud Rasulullah?

Dan betul saja.

Tak lama kemudian, masuklah orang yang sama dengan dua hari sebelumnya, seorang Anshor, yang kemudian dia bergabung dengan halaqoh Rasulullah.

Adalah Abdullah bin Amir bin Ash, seorang anak muda yang beranjak dewasa. Merasa penasaran, kenapa seorang yang terlihat biasa saja, tapi oleh Rasulullah disebut sebagai calon ahli surga. Bukan hanya sekali, Rasulullah bahkan menyebutnya selama tiga hari berturut-turut.

Untuk menghilangkan kepenasarannya, Abdullah bin Amir bin Ash kemudian mengikuti orang Anshor tersebut pulang. Dia ikuti terus sampai dia masuk ke rumahnya. Kemudian, setelah beberapa saat, Abdullah mendekati pintu rumahnya, dan mengetuk pintunya.

"Assalamu'alaikum," salam Abdullah.

"Wa'alaiku salam," jawab tuan rumah, si Anshor. Membuka pintu, lalu, "wahai gerangan engkau Abdullah, ada keperluan apakah?"

Abdullah beberapa saat tidak menjawab, tapi kemudian, "begini saudaraku, aku sedang ada masalah dengan ayahku, dan aku tidak ingin pulang ke rumah. Bolehkah aku menginap di rumahmu barang dua tiga hari?"

"Oh silahkan, tapi tentu kondisi rumahku tidak senyaman rumahmu," ujar si Anshor.

"Tidak mengapa," sahut Abdullah.

Selama tiga hari Abdullah tinggal dan memperhatikan aktivitas sehari-hari si Anshor itu. Dia ingin tahu ada amal ibadah istimewa apa yang dikerjakan si Anshor ini, sehingga Rasulullah Saw menyebutnya sebagai calon ahli surga. 

Dan ternyata, Abdullah melihat, apa yang dilakukan si Anshor biasa-biasa saja, tidak ada ibadah yang khusus atau istimewa, yang berbeda dengan dia dan umumnya para sahabat.

Sampai kemudian, Abdullah berpamitan untuk pulang.

Tapi sebelum pulang Abdullah bertanya, ingin menyampaikan kepanasarannya.

"Ya Saudaraku, sebenarnya aku tidak punya masalah dengan ayahku."

"Lalu, mengapa engkau ingin bermalam di rumahku?"

"Aku hanya penasaran."

"Penasaran. Penasaran bagaimana wahai Abdullah?"

"Saudaraku. Engkau telah disebut oleh Rasulullah dalam majelisnya, selama tiga hari berturut-turut sebagai calon ahli surga. Dan aku ingin tahu, apa yang menyebabkannya. Apakah ada amal ibadah khusus yang engkau amalkan. Namun, selama tiga hari bersamamu aku tidak melihat hal yang istimewa."

"Memang begitulah, sebagaimana engkau lihat, aku mengamalkan ibadah yang sama dengan engkau."

"Tapi sepertinya ada yang engkau lakukan, tanpa sepengetahuanku," tanya Abdullah makin penasaran.

Sahabat Anshor itu terdiam, lalu katanya, "Aku setiap berbaring sebelum tidur selalu mengikhlaskan perbuatan orang lain terhadapku, serta aku selalu mendo'kan dan memohonkan ampun untuk sahabat-sahabatku. Hanya itu yang aku lakukan."

Abdullah pun menemui Rasulullah Saw, dan menceritakan semuanya.

"Kelapangan dadanya itulah yang menjadikan dia calon ahli surga." Hanya itu jawaban Rasulullah Saw.

~Urip Widodo ~

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun