Di Posko itu, uang itu dikawal 2 aparat bersenjata dan satu orang kepercayaan juliari. Sejak H-3 hingga H-1 atau malam sebelum coblosan, uang didistribusikan secara bergelombang. Uang diberikan pada koordinator wilayah dan para tandem.
Nanti mereka yang memecah duit menjadi 20 ribu dan lima ribu sebelum didistribusi.
Posko di Pamularsih ini kata Pak Sis disewa 200 juta untuk setahun. Kepala koordinatornya adalah wartawan tv swasta bernama Kukuh. Dia sekaligus coordinator wilayah Kota Semarang.Â
Tapi Kukuh sendiri sering tidak jelas kerjanya sehingga sering menimbulkan ppersoalan /kisruh karena miskoordinasi antara juliari dan kukuh yang dampaknya menyengsarakan timses.
Misalnya ketika penyelenggaraan temu warga. Ketika Juliari sudah acc, Kukuh mengaku tidak diberi uang… akhirnya timses yang nombok dulu dan akhirnya tidak diganti…
Pada H-1 pencoblosan, Pak Sis dan teman-temannya sesame timses dikumpulkan oleh juliari di Hotel Novotel.
Kalau tidak salah ada sekitar 50 sampai 60 orang waktu itu.
Kenapa di Novotel, karena juliari dulu paling sering menginap di hotel itu. Juga karena salah satu petinggi hotelnya temannya juliari.
Pak Sis tahu karena petinggi itu ikut rapat pada H-1 itu dan dikenalkan pada orang-orang timses sebagai temannya juliari.
Saya tertawa-tawa ketika Pak Sis cerita tentang pertemuan itu karena nampaknya jengkel sekali. Kata Pak Sis, pada pertemuan itu juliari menjanjikan bahwa kalau dirinya menang dan jadi anggota DPR RI, maka seluruh anggota timses akan diberangkatkan piknik ke Bali.
Tapi janji tinggal janji…