Mohon tunggu...
Urip Hidayat
Urip Hidayat Mohon Tunggu... Guru - Guru, penulis pemula, dan pemikir

Mengajar bahasa Inggris di SDN CIPINANG 05 , pengelola kursus percakapan bahasa Inggris Hi-5, anggota KKG guru bahasa Inggris SD Prov. DKI Jakarta, EFT+ PGRI, Guru Ahli, World Peace Organization

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Menaklukkan Glassophobia

18 Januari 2023   02:17 Diperbarui: 18 Januari 2023   02:39 397
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Anda tentunya sudah sering sekali mendengar kata-kata atau istilah public speaking atau berbicara di depan umum. Nah kali ini saya akan sedikit membahas apa itu public speaking, metode apa saja yang biasanya digunakan dalam public speaking, apakah tujuan dan manfaat public speaking, bagaimana cara meningkatkan kemampuan public speaking dan sedikit sharing pengalaman pribadi saya ketika tampil berbicara di depan umum.

Ketika kita harus berpidato atau memberikan sambutan dan berbicara di depan umum di suatu forum terbuka secara resmi, biasanya kita merasa gugup atau khawatir jika kita melakukan kesalahan dalam memberikan sambutan atau pidato dan ditertawakan oleh audiens. Sebetulnya hal tersebut wajar dan manusiawi karena dalam dunia medis dikenal istilah glossophobia --salah satu jenis fobia sosial yang membuat pengidapnya memiliki ketakutan yang kuat, ketika harus berbicara di depan umum. Perasaan terancam itu yang kemudian mendorong otak melepaskan adrenalin dan steroid. Hal itu kemudian menyebabkan kadar gula darah, atau tingkat energi, meningkat. Selanjutnya, tekanan darah dan detak jantung pun akan ikut meningkat, mengirimkan lebih banyak aliran darah ke otot-otot. Gejala yang umum dirasakan oleh pengidap glossophobia adalah : detak jantung yang cepat, gemetaran, berkeringat berlebihan, mual atau muntah, sesak napas atau hiperventilasi, pusing, ketegangan otot, dan memiliki keinginan untuk pergi menyendiri. Banyak hal yang bisa menyebabkan seseorang mengalami glossophobia. Sebagian besar dari mereka yang memiliki rasa takut yang kuat untuk berbicara takut dihakimi, dipermalukan, atau ditolak. Mereka mungkin pernah mengalami pengalaman tidak menyenangkan sebelumnya, seperti laporan di kelas yang tidak berjalan dengan baik, atau diminta datang ke suatu tempat untuk berbicara di depan banyak orang, seperti pidato, debat, atau memberikan presentasi tanpa persiapan dan bisa juga karena faktor internal yang berasal dari dalam diri sendiri yaitu memiliki pikiran-pikiran negatif seperti : takut membuat kesalahan, tidak bisa berbicara di depan umum karena tidak percaya diri, malu, takut ditertawakan penonton, dan lain-lain. Permasalahan ini akan saya elaborasi di akhir penyajian artikel "Cara Menaklukkan Glassophobia".

Apa itu berbicara di depan umum? Berbicara di depan umum secara umum dapat diartikan sebagai komunikasi lisan, baik itu secara tatap muka di muka umum maupun di depan sekelompok orang tertentu. Public speaking tidak harus mengisi materi workshop atau seminar. Tetapi jika Anda memberikan presentasi di tempat kerja atau di kelas yang mengharuskan anda untuk berbicara atau berkomunikasi secara lisan di depan umum maka itu juga termasuk salah satu bentuk public speaking. Public speaking juga dapat diartikan sebagai oratori atau pidato. Jadi berbicara di depan umum telah berkembang sejak abad sebelum masehi. Saat ini banyak orang ingin meningkatkan keterampilan berbicara mereka.  Berikut ini pengertian public speaking menurut beberapa ahli;

Public speaking dapat diartikan sebagai "The act or skill speaking to a usually a large group of people". Dari kalimat tersebut bisa dikatakan bahwa public speaking adalah keterampilan yang dimiliki seseorang dalam berbicara, baik berbentuk kelompok besar maupun kelompok kecil. (Kamus Merriam-Webster)

Public speaking merupakan bentuk komunikasi berkelanjutan, melalui pesan maupun melalui lambang dengan cara interaksi dengan pembicara dan audience. (David Zarefsky)

Public speaking dapat diartikan sebagai studi tentang pemakaian bahasa secara efektif dalam menyusun kata maupun kalimat. Perspektif lain, public speaking dianggap sebagai seni berpidato yang bombastis dan muluk-muluk. (Kamus Besar Bahasa Indonesia)

Dari beberapa pengertian di atas dapat diartikan bahwa public speaking adalah keterampilan dan kemampuan berbicara di depan banyak orang untuk menjelaskan atau mempresentasikan sesuatu agar lebih mudah dipahami oleh audiens. Berbicara di depan umum adalah seni berbicara yang dapat digunakan untuk melibatkan audiens dan melibatkan mereka dalam presentasi. Dalam praktiknya, penutur dapat mengikuti empat metode khusus. Berikut ini adalah beberapa cara yang dapat digunakan sesuai dengan kebutuhan dan gaya bicara yang ingin disampaikan oleh presentator:

Improptu style

Metode public speaking pertama yang kerap digunakan oleh para profesional adalah improptu style. Secara teoritis, istilah pidato "improptu" memiliki makna "dibuat di tempat." Maka dari itu, metode ini mengacu pada pembicara yang tidak banyak berlatih dengan naskah yang tidak banyak dipersiapkan. Pidato yang dipersiapkan dengan metode ini umumnya pendek dan seringkali diberikan dengan sedikit atau tanpa pemberitahuan sama sekali. Catatan jarang digunakan dan pembicara umumnya melihat langsung kepada penonton. Hasilnya, mereka mampu membuat penonton terlibat dengan lebih mudah. Metode ini dipilah menjadi 3 kategori yang berbeda, yakni dari rentang sama sekali tidak ada persiapan, sedikit persiapan, dan berlatih sekadarnya.

Manuscript style

Metode public speaking berikutnya yang dapat kamu gunakan untuk keperluan presentasi adalah manuscript style. Metode ini mengacu pada teknik berpidato dengan naskah yang sudah dipersiapkan secara baik. Metode ini biasanya dimanfaatkan oleh para pejabat negara atau bagi mereka yang hendak memberikan sambutan di acara resmi atau formal.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun