Pengantar
Cerita virus horor dan mematikan yang menghebohkan dunia pada penghujung tahun 2019 belum juga usai. Virus ini telah menjadi endemi dan pandemi dengan jangkauan yang sangat luas dengan jatuhnya korban yang sangat banyak. Sepekan terakhir, 34 negara mengonfirmasi ditemukannya kasus positif virus corona. Hal ini menambah panjang daftar negara yang terinfeksi virus yang vaksinnya belum ditemukan ini menjadi 64 negara.
Menurut informasi, hingga Minggu (1/3/2020) siang, jumlah kasus yang telah terkonfirmasi adalah sebanyak 86.986 dengan 2.979 kematian dan 42.294 pasien yang sembuh.Â
Di Indonesia sendiri, dengan pernyataan Presiden Joko Widodo di Istana Merdeka, Senin (2/3/2020) tentang dua orang Indonesia yang positif terinfeksi virus corona, daftar negara itu bertambah panjang kasus manusia terjangkit virus corona yang memiliki nama lain Covid-19 yang sebelumnya bernama 2019-nCoV. Virus yang memiliki kesamaan struktur genotipe dengan virus sebelumnya yaitu SARS (flu burung) dan MERs (flu Unta) dengan sumber awal serangan dan penularan yang sama yaitu melalui  saluran pernafasan.
Berjatuhan
Virus yang menjadi penyebab penyakit virus corona (2019-nCoV) ditengarai bersumber dari hewan kelelawar, yaitu sejenis hewan pemakan buah yang hinggap dan tidur menggelantung, aktif pada malam hari dan istirahat pada siang hari. Mirip dengan virus SARs dan MERs yang  berasal dari burung, unggas, atau unta, coronavirus juga kelompok virus yang menyerang saluran pernafasan dan menyebabkan batuk pilek dan infeksi saluran pernapasan akut (ISPA) pada penderitanya.
Lebih dari sekedar kehebohan kemunculan penyaki tersebut, sebenarnya ada hal mendasar yang menjadi penyebab munculnya berbagai penyakit ini, yaitu kebiasan buruk dalam mengkonsumsi makanan yang berlebihan pada masyarakat setempat.Â
Penyakit infeksi saluran pernafasan 2019-nCoV pertama kali ditengarai  merebak untuk pertama kalinya di pasar ikan dan hewan liar di Wuhan provinsi Hubei China,  ditemukan pertama kali pada 31 Desember 2019.Â
Di pasar ini dijual bukan saja berbagai jenis ikan hasil tangkapan laut, melainkan juga hewan-hewan liar dan dikonsumsi secara ekstrem, seperti  anjing, kucing, tikus, ular, kelelawar, ulat, dan berbagai jenis hewan liar lainnya yang tidak jarang juga dikonsumsi dalam keadaan mentah.  Jumlah korban jiwa akibat virus corona terus bertambah, dan keadaan belum menunjukkan kecenderungan menurun hingga saat ini.
Pola Makan
Dalam tradisi China yang terkenal sangat tua, sejak 2000 tahun lalu masyarakat China sudah menggemari makanan yang berasal dari hewan-hewan liar karena dianggap lebih lezat dan alami, serta membawa keberuntungan tersendiri dibandingkan dengan mengkonsumsi hewan ternak. Hidangan sup ular, sup kelelawar, Â dan hewan liar sudah dianggap sebagai kelaziman dan memiliki kelezatan tersendiri dalam tradisi China.Â