Pilih lah dengan pilihan sebanyak mungkin infomasi rekam jejak para pemimpin yang akan dipilih nantinya. Berbagai rekam jejak tersebut menjadi bagian yang harus secara rinci dan luas diperoleh.
Tentu, kalau korup dan pernah melakukan itu. Maka, sebagai orang yang rasional tidak kembali menjatuhkan pilihannya kesana. "Jangan seperti keledai terjebak di lubang yang sama,".
Hal itu juga tentu diajarkan banyak ulama, jika ada dua pilihan maka pilih lah yang paling sedirikit mudharatnya.
"Jika dihadapkan pada dua mudharat, maka mudharat yang lebih besar harus dihindari dengan cara mengambil mudharat yang lebih ringan. Ini artinya, memilih yang paling sedikit nilai keburukan atau mudharatnya‎ meskipun tidak sempurna,". (Ikhtiyar Akhaf al-Syarrain).
Terakhir, jika teori-teori tersebut terlalu rumit untuk dipahami dan menjadi pilihan. Maka, pilihan selanjutnya adalah ikut dalam kaidah fiqih yang selalu disampaikan Gus Baha "Barangsiapa yang tidak bisa mendapatkan seluruhnya maka jangan ditinggalkan secara keseluruhan,".
Maknanya paling tidak ikut berpartisipasi dengan menyalurkan hak pilihnya. Jangan terlalu rumit dalam menentukan pilihan dengan segala keterbatasan kemampuan dan analisa. Pilih dengan keyanikan pemimpin yang dipilih tersebut akan membawa manfaat untuk orang banyak dengan berbagai kebijakannya. ***
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H