Oleh: Uray Andre Baharudin S. Tr. Pi
Sebagai alumni mahasiswa, saya menyadari betul terhadap permasalahan mengapa mahasiswa harus menjaga keindependenan mereka supaya mereka tidak terkotak-kotakkan oleh politik praktis yang bisa merusak citra baik seorang mahasiswa.
Sebagai seorang mahasiswa, kebebasan dalam berpikir, berbicara, dan bertindak adalah hal yang sangat penting. Mahasiswa adalah bagian dari masyarakat yang berpendidikan dan cerdas, dan merupakan agen perubahan yang dapat memberikan pengaruh positif bagi masyarakat dan negara.
Namun, dalam realitasnya banyak mahasiswa yang terkotak-kotakkan oleh politik praktis. Pada umumnya, hal ini terjadi karena mereka terlalu percaya terhadap pandangan dari kelompok politik tertentu dan terlalu lengket dengan kepentingan politik tersebut.
Ketika mahasiswa tidak terkotak-kotakkan oleh politik, mereka akan lebih mudah mengambil tindakan yang benar karena tidak memiliki agenda politik yang diikuti. Hal ini akan memberikan hasil positif bagi orang banyak dan negara sebagai sebuah kesatuan.
Selain itu, mahasiswa yang independen memungkinkan mereka untuk lebih bebas dalam menyuarakan pendapat mereka secara terbuka dan bertindak sesuai dengan kepentingan masyarakat tanpa takut tersingkir dari kelompok politik tertentu. Mahasiswa yang independen tidak akan membawa kepentingan suatu kelompok tertentu dalam pengambilan keputusan dan tindakan.
Dengan kata lain, "independensi" dalam berpikir dan bertindak memberikan kekuasaan penuh kepada mahasiswa untuk memilih tindakan yang sesuai dengan kepentingan yang lebih besar dan merujuk pada asas demokrasi.
Dengan bersikap "independen" menjadi modal penting bagi mahasiswa dalam menghadapi berbagai persoalan sosial dan politik yang terjadi di lingkungan kampus bahkan di lingkungan masyarakat.Â
Di era digital dan era informasi sekarang ini, seringkali mahasiswa menjadi target propaganda politik dari berbagai pihak. Mahasiswa yang independen tidak akan mudah terpengaruh oleh propaganda-propaganda kelompok politik tertentu.
Saat ini, banyak gerakan politik dan sosial yang eksis di lingkungan sekitar kita. Namun, kita juga harus memahami bahwa gerakan ini harus dipelajari secara kritis dan bukan hanya sekedar ikut-ikuttan saja. Kita harus menghindari terpapar oleh propaganda-propaganda politik yang hanya mengejar kepentingan kelompok tertentu pada suatu waktu.
Sebagai mahasiswa, sudah seharusnya kita belajar untuk memilih sikap yang independen dan kritis dalam segala hal termasuk dalam berpolitik. Kita harus mampu mengambil keputusan dan bertindak mendukung tujuan dan kepentingan kita sendiri, bukan sekadar mengikuti arus.
Dalam menjaga independensi mereka, mahasiswa juga harus menjadi bagian dari masyarakat yang kritis dan mempunyai tanggung jawab terhadap kesejahteraan masyarakat itu sendiri.Â
Mahasiswa harus memiliki kepekaan terhadap permasalahan sosial yang terjadi dan memberikan kontribusi terhadap solusinya. Dengan begitu, mahasiswa akan menjadi agen perubahan yang positif dan memberikan dampak nyata bagi masyarakat.
Kesimpulannya, sebagai mantan mahasiswa saya menekankan pentingnya untuk menjadi individu yang independen dan tidak terkotak-kotakkan oleh politik praktis.Â
Kita harus membangun pengetahuan dan pandangan yang kritis terhadap isu yang muncul, serta memiliki kemampuan dan keberanian untuk bertindak mandiri dalam menentukan sikap kita. Ini akan menjamin bahwa kita bisa menjadi mahasiswa yang mandiri, baik dalam hal akademik maupun sosial.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H