Pada akhirnya, George Orwell dalam 1984 membangun narasi dengan merasa takut bahwa kebenaran akan dihilangkan di tengah masyarakat, sedangkan Aldous Huxley dalam Brave New World membangun narasi dengan merasa takut kebenaran akan tenggelam dalam dunia yang seharusnya tidak relevan. Singkatnya George Orwell takut bahwa ketakutan akan menghancurkan peradaban, sementara Aldous Huxley takut bahwa keinginan akan menghancurkan peradaban.
Referensi
- Dhakidae, Daniel. 2003. Cendikiawan dan Kekuasaan Dalam Negara Orde Baru. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.
- Huxley, Aldous. 2015. Brave New World. Yogyakarta: Penerbit Bentang.
- Orwell, George. 2016. 1984. Yogyakarta: Penerbit Bentang.
- Mosco, Vincent. 2009. The Political Economy of Communication, Second Edition. London: SAGE Publications.
- Tirto.id. RS, Zen. 2017. Membebaskan “Aing” dari Belenggu Hierarki Bahasa Sunda.
< https://tirto.id/membebaskan-aing-dari-belenggu-hierarki-bahasa-sunda-cn5j>
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI