Kalimat ini juga menegaskan pesan  komitmen warga masyarakat Birawan, masyarakat Lewotobi, di mana pun berada, di tempat jauh , di tanah perantauan, wajib terlibat dalam tindakan perlindungan dan pelestarian alam laut. Tindakan melindungi yakni tidak menggunakan sarana tangkap yang tidak ramah lingkungan, tidak menangkap jenis ikan yang dilindungi.
Setelah rangkaian ritus adat ini, para anggota kelompok Konservasi Terumbu Karang dibawah bimbingan Erma Normasari dan Iqbal Herwatadari Misool Baseftin melakukan peletakan meja transplantasi serta dilanjutkan dengan penananam terumbu karang yang terancam mati pada titik-titik lubang di meja tranplantasi.  Perjuangan menghantar meja ke lokasi  ditantang oleh  gelombang pantai selatan. Meja yang terbuat dari Besi, diikat dengan Drigen bergerak meliuk melawan ombak.
Kadang kepala mereka tidak tampak ditutupi gelombang. Dan di  pesisir Pantai warga masyarakat menyaksikan Teater Perjuangan Penyelamatan Kehidupan. Perjuangan menyelamatkan Terumbu Karang yang terancam mati, perjuangan menterjemahkan maklumat Janji Kosmic, perjuangan menyelamatkan Ibu Bumi. Hari itu adalah lembaran awal dari sekian lembaran teater kehidupan yang akan terus dikisahkan. Sorak sorai masyarakat saat team berhasil melepaskan meja ke dasar laut adalah bagian dari syair-syair melodi relasi kosmic, syair yang akan terus dikenang, diperjuangan. Dan ini adalah kado terindah untuk Bumi Pertiwi, memaknai Tujuh Puluh Dua Tahun Kemerdekaan Indonesia.
Dirgahayu Indonesia Tercinta, Negri dengan Keindahan Kebhinekaan.
Selamat menanti Kisah Selanjunya.......
Team Konservasi Laut dan Pesisir Pantai.
Pemerhati dan Penulis Budaya
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H