Mohon tunggu...
Faby Uran
Faby Uran Mohon Tunggu... Petani -

aku anak Petani, rindu kembali menjadi Petani, membangun kampung halaman.\r\nDengan menulis, kubingkai potret kehidupan berpanorama sudut waktu antara garis pantai dan bukit ladang, kudendangkan sekuat deburan ombak, mewartakan kearifan Lokal yang harus dilindungi, kuletakan jiwaku di belantara pencaharian ini untuk generasi selanjutnya

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Syair Sastra Sebuah Ziarah Pemaknaan Pesan

16 Juni 2017   10:47 Diperbarui: 16 Juni 2017   21:07 360
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Setiap kita, apapun profesi kita, hendaknya kita menyadari bahwa kita sedang memainkan peran sebagai pembawa kabar gembira, kabar sukacita, kabar kebenaran.  Ada banyak berita Hoax, berita bohong yang beredar di dalam masyarakat dengan tingkat akses informasi yang sangat cepat dan mudah.  Ketika kita mudah percaya pada berita hoax, ketika kita dengan mudah menerima berita, pesan tanpa menyaring dulu, mencari informasi pembanding maka kita sedang meneruskan proses distrosi, penyimpangan pesan.  Kita adalah komunikator yang dituntut untuk bijak menyaring infromasi dan bijak menyajikan pesan.  Kasus Ahok adalah sebuah bukti bagaimana kata-kata yang diucapkan dengan mudah dimanipulasi demi kepentingan politik. Dari kasus Ahok kita belajar bagaimana suara kegelapan begitu gencar mengancurkan kebenaran, begitu kuat dan massive mengukung para pejuang kebenaran dan keadilan.

Ketika ruang pemahaman kata-kata sastra kehilangan dimensinya, ketika waktu penuturan sastra tergantikan dengan sinetron,  ketika seorang pemimpin mengabaikan ruang pemaknaan budaya dalam program tahunan, ketika komitmen seorang guru luntur dengan sikap asal-asalan, kita sedang menambah daftar litani kematian budaya, kematian sastra dan kematian rasa kemanusiaan yang terbuka, solider. Kita sedang mengingkari tugas kita sebagai orang yang diutus untuk menyampaikan kabar sukacita, kabar yang menyelamatkan, kabar yang mendayagunakan segala potensi dan bakat demi terwujudnya kesatuan relasi harmonis dengan Tuhan,  sesama dan alam.

Ia Tuhan Sang Sabda yang menanamkan cita rasa sastra  sedang menanti pertanggungjawaban kita.

URAN, Faby Uran, S,Ikom.

Tinggal di Lewotobi Desa Birawan Kecamatan Ile Bura

Beberapa sumber referensi tulisan

http://cokinew.blogspot.co.id/2016/02/pengertian-komunikasi-antar-budaya.html

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun