Mohon tunggu...
Puspita Wasita
Puspita Wasita Mohon Tunggu... -

Alumni Psy U.I -Jakarta Pensiunan PLN Wil 13 Semarang Istri pensiunan PNS Deptan Dirjenkan Jakarta

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Meski Ada Gap Generasi, Tetap Bersatu

7 Februari 2019   10:34 Diperbarui: 7 Februari 2019   10:45 22
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Sahabatku bertanya padaku apakah saya mengalami kesulitan didalam adaptasi dengan kehidupan anak2 ku sekarang ? Aku tidak menjawab malah aku balik bertanya : " Memang kenapa sosialisasimu dengan anak2mu ?"

Dia tersenyum kecut : " Aku merasa sangat kesulitan bersosialisasi dengan anak cucuku , entah salahnya dimana yang jelas aku ibu merangkap neneknya selalu harus mengalah ".

" Coba beri contoh " tanyaku kepada sahabatku itu.

 "Aku beberapa kali ikut bergabung dengan kegiatan anak2 dan cucuku , rekreasi keluar kota. Sepanjang perjalanan banyak hal yang tidak sama seleranya dengan mereka. Seperti cara stir mobil yang ngebut lebih dari 100 km/jam , yang biasanya dulu kalo dengan suami paling tinggi 80 km/jam.  Kemudian selera memilih makanan tidak sama , mereka seneng makanan berlemak, atau fast food , sementara aku seneng pecel  daun2nan...dll. jadi dalam kasus ini aku mangalah.. Dikamar hotel juga berdebat  tentang AC . Aku ga kuat dingin , anak cucuku harus dingin.....

Setiap melangkah selalu ada perdebatan pendapat. Ini adalah kenyataannya. Mungkin hal ini  karena perbedaan usia dan perbedaan jaman ketika dibesarkan ". Demikian sahabatku menjelaskan.

Saya cuma tersenyum mendengarnya. Sebenarnya tidak jauh berbeda denganku. Saya pun demikian, relatif sama. Hanya bedanya saya tidak pernah memperdulikan hal perbedaan2 ini. 

Saya mengalah dan jalani saja enyoy. Dari rumah sebelum berangkat mentalku sudah kusiapkan untuk banyak tidak cocok dengan seleraku.  Pasti banyak adu argumen. 

Aku siapkan mentalku. Dan ketika kenyataannya terjadi saya tidak merasa suprise , dan saya siap  untuk mengalah.  Begitu seterusnya.  Tujuan pergi gabung  ini hanya untuk kebersamaan saja , agar hubungan saya dengan anak cucu ada 

linknya.

Pada saat lain saya bisa pergi sendirian untuk memenuhi seleraku , apakah itu jalan2 di Mall atau pergi dengan teman cari makanan kesukaan waktu muda, atau pergi ke salon untuk creambath....banyak lagi untuk memanjakan diri dengan me time.

Perbedaan2 selera dengan anak cucu itu adalah hal yang wajar , tidak perlu diperdebatkan , itu hukum alam, kita saling memaklumi dan menghormati saja. Semua mengalami situasi seperti itu.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun