Mohon tunggu...
Upi R. Kusuma
Upi R. Kusuma Mohon Tunggu... -

www.AhadBerbagi.com - www.KursusLaundry.com - www.OrangeInteriorDesign.com

Selanjutnya

Tutup

Catatan Pilihan

Nenek Pembuat Tali Sabut Kelapa dan Anaknya yang Mengalami Gangguan Jiwa

24 Februari 2014   19:05 Diperbarui: 24 Juni 2015   01:31 257
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Setumpuk data laporan sudah masuk ke komunitas Ahad Berbagi. Data mengenai saudara-saudara fakir miskin dan dhuafa yang harus dikunjungi, lengkap dengan kisah-kisah mereka yang membuat kami semakin bersyukur dengan apa yang sudah kami miliki. Satu persatu data itu kami sortir, lalu akan dicek oleh tim survay dan selanjutnya dibuatkan agenda kegiatannya. Dan untuk minggu ini, kami beruntung bisa bersilaturahmi dengan empat keluarga di desa Kroya, kabupaten Cilacap, membawakan tanda cinta titipan Tuhan berupa 1 dus paket sembako untuk masing-masing keluarga tersebut. Namanya Mbah Lanem. Beliau adalah seorang nenek yang hidup berdua dengan anak perempuannya. Di usianya yang sudah senja, Mbah Lanem masih bekerja keras memeras keringatnya dengan mengumpulkan kapuk dari pohon randu dan membuat tali dari sabut kelapa untuk dijual kepada pengepul pembuat kesed. Harga 1 gulung tali sabut kelapa tak lebih dari dua ribu rupiah. Dan dalam 1 hari, ia hanya mampu membuat 1 gulung tali saja. Bisa kita hitung berapa rupiah yang bisa ia hasilkan dalam 1 bulan dari tangan rentanya itu. Tak hanya itu, anak perempuan Mbah Lanem mengalami kondisi kejiwaan yang kurang sehat sehingga Mbah Lanem lah yang harus menjadi tulang punggung di keluarganya itu. Tepat di depan rumah Mbah Lanem, kami berkunjung ke rumah Ibu Parto. Beliau adalah seorang janda yang sudah tidak berpenghasilan. Kesehariannya, Ibu Parto dinafkahi oleh seorang anaknya yang bekerja menjadi  tukang becak. Nampak depan, rumah mereka masih terlihat bagus dan berdiri tegak dengan tembok bata dan lantai semen. Namun mereka pernah mengalami musibah kebakaran yang menghabiskan bagian dalam rumahnya.

Perjalanan kami berlanjut ke rumah Bapak Sarto.Beliau bekerja sebagai buruh serabutan, dan terkadang menjadi tukang parkir di salah satu pusat perbelanjaan yang letaknya tak jauh dari tempat tinggal mereka. Dari penghasilannya yang tak seberapa itu, beliau harus menafkahi istri dan keempat orang anaknya.
Tak jauh dari rumah Pak Sarto, kami berkunjung ke rumah Mbah Emah. Seorang nenek yang berusia sekitar 95 tahun. Beliau tinggal seorang diri di rumah petak berukuran sekitar 3x3m. Beliau pernah menikah, namun tidak dikarunia anak satupun sehingga beliau harus menghabiskan masa senjanya seorang diri. Tak seperti nenek-nenek lain pada umumnya, diusianya yang hampir 1 abad ini, mbah Emah masih terlihat sehat dan lincah. Beliau bisa berjalan dengan cepat tanpa bantuan tongkat, melihat dengan jelas tanpa kacamata, juga masih bisa berbicara, tertawa dan berkomunikasi dengan baik, hanya saja pendengaranya sudah agak menurun. Untuk kesehariannya, Mbah Emah dinafkahi oleh tetengga-tetangga sekitar rumahnya.
Saat salah satu anggota Ahad Berbagi bertanya apakah ada rahasia untuk awet muda, Mbah Emah menjawab "sholat berjamaan di masjid tidak pernah telat dan rajin sholat malam". Subhanallah, cambukan yang keras bagi kami saat mendengarnya. Tak peduli tangan dan kaki-kakinya yang sudah renta, disaat adzan berkumandang beliau mampu bergegas menuju masjid yang jaraknya cukup jauh dari rumahnya, dan mau terbangun disebagian malamnya hanya untuk berada lebih dekat dengan Tuhannya. Lalu bagaimana dengan kita yang usia dan staminanya jauh lebih muda dari beliau ? semoga kita termasuk golongan orang-orang yang selalu memperbaiki diri. Amin YRA ... (www.AhadBerbagi.com)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Catatan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun