sepotong daun itu diberikannya padaku.
lama aku menatapnya. terdiam.
setelah lelah menerka akan guna.
kuletakkan begitu saja.
jarum jam terus berputar menelan angka-angka
hingga yang terletak itu terlupa..
mungkin angin telah menerbangkannya keluar jendela..
membebaskannnya.
sekian lama setelah dia hanya terdiam di cabang.
hanya mengikuti goyangan angin,menikmati hembusannya.
dia ingin lepas. melayang. menikmati dunia..
dia bersabar dan menua..
sekarang, di hari hari rapuhnya..
dia tersenyum menunggu ajal..
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H