Mohon tunggu...
Upik Laila Hanum
Upik Laila Hanum Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa PPG Pra Jabatan

Lulusan S-1 Pendidikan Fisika Universitas Negeri Yogyakarta yang kini tengah menempuh studi PPG Pra Jabatan Fisika di Universitas Ahmad Dahlan. Memiliki pasion yang tinggi dalam bidang pendidikan, dan berkeinginan untuk membagikan ilmu melalui tulisan.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Pembelajaran Berdiferensiasi: Benarkah Setiap Peserta Didik Itu Berbeda?

15 Januari 2023   18:40 Diperbarui: 15 Januari 2023   18:42 547
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber Gambar: Photo by CDC on Unsplash   

Dengan adanya teori-teori di atas, maka dapat disimpulkan bahwa perbedaan antara individu yang satu dengan lainnya itu benar adanya. Sebagai contoh mari kita bandingkan dua profil peserta didik di bawah ini,

Profil 1: Syania merupakan seorang peserta didik kelas 8 SMP. Ia berasal dari keluarga yang kurang mampu dan memiliki 3 orang adik yang masih kecil. Sepulang sekolah, Syania membantu ibunya untuk berjualan sate ayam. Meskipun ia berasal dari keluarga yang kurang mampu, Syania memiliki mimpi yang tinggi. Oleh karenanya, Syania rajin untuk belajar. Ia sangat menyukai seni tari dan kerajinan. Tak heran jika ada tugas seni budaya dan prakarya, ia terlihat sangat antusias dan memiliki ide-ide yang cemerlang. Syania juga merupakan peserta didik yang santun, mudah berteman, dan mengayomi. Itulah sebabnya ia ditunjuk sebagai ketua kelas oleh teman-temannya. Syania senang berdiskusi dan menjelaskan di depan kelas. Ia juga lebih terlibat aktif saat pembelajaran dilakukan dalam kelompok-kelompok kecil daripada individu. Namun demikian, Syania bukanlah peserta didik yang pandai dalam hal angka dan hitungan, sehingga ia memerlukan waktu yang lebih lama untuk mempelajari hal tersebut.

Profil 2: Nanda, yang juga merupakan teman sekelas Syania, merupakan anak yang cukup dekat dengan teknologi. Ia senang dengan dunia video editing dan desain grafis. Nanda beberapa kali mendapatkan juara dalam perlombaan desain grafis baik tingkat sekolah hingga nasional.  Sayangnya, Nanda merupakan anak yang pendiam dan kurang senang dalam kerumunan. Setelah ditelisik oleh guru BK, ternyata kedua orang tua Nanda telah bercerai sejak kelas 3 SD. Hal itu membawa dampak yang cukup besar dalam hal pendidikan Nanda. Mulai dari kesukarannya dalam mengikuti semua mata pelajaran, hingga kepribadiannya yang suka membuang sampah sembarangan bahkan menimbunnya di laci meja sekolah.

Adanya perbedaan dan keunikan yang dimiliki peserta didik inilah yang kemudian menimbulkan gebrakan dalam bidang pendidikan melalui pembelajaran yang bisa mengakomodir kebutuhan peserta didik, yakni dengan pembelajaran yang berdiferensiasi. Pembelajaran berdiferensiasi adalah usaha untuk menyesuaikan proses pembelajaran di kelas untuk memenuhi kebutuhan belajar peserta didik sebagai individu (Tomlinson, 2001). Pembelajaran ini memberikan keleluasan bagi guru untuk dapat mengembangkan perangkat pembelajaran yang dapat memfasilitasi kebutuhan peserta didik, seperti kesiapan belajar, minat, dan profil peserta didik sehingga potensi yang dimiliki oleh setiap peserta didik dapat dimaksimalkan.

Akan tetapi, perlu dipahami bahwa pembelajaran berdiferensiasi ini bukanlah pembelajaran yang carut-mawut dan tidak jelas arahnya. Terlebih lagi, guru sebagai pendidik juga bukanlah doraemon yang memiliki kantong ajaib sehingga dapat berpindah kemana saja dengan cepat dan menyelesaikan permasalahan dengan singkat untuk setiap kesulitan peserta didik dalam pembelajaran. Oleh karena itu, penting bagi kita untuk mengenali ciri-ciri pembelajaran berdiferensiasi ini dengan baik. Menurut Tomlinson (2021), terdapat 4 ciri pembelajaran berdiferensiasi, yakni:

  • Pembelajaran berfokus pada kompetensi yang jelas.
  • Evaluasi kesiapan dan perkembangan belajar peserta didik diakomodir dalam kurikulum.
  • Pengelompokan peserta didik dilakukan secara fleksibel.
  • Peserta didik menjadi pembelajar yang aktif.

Adapun contoh-contoh kegiatan yang dapat dilakukan oleh guru dalam melaksanakan pembelajaran berdiferensiasi ini diantaranya:

  • Mengklasifikasikan materi.
  • Mendiagnosa kesiapan peserta didik.
  • Mendesain pembelajaran yang bervariasi menurut kesiapan belajar, minat, dan profil peserta didik.

Bagaimana? Sekarang sudah paham kan bahwa ternyata setiap peserta didik itu berbeda, dan sebagai pendidik yang profesional, guru berkewajiban untuk dapat memfasilitasi keberagaman tersebut. Jangan sampai justru memaksakan peserta didik menggunakan modalitas/cara belajar yang sama.

Demikian tulisan tentang Pembelajaran Berdiferensiasi dan Keragaman Peserta Didik ini. Semoga bermanfaat :)

Referensi:

Guy-Evans, O. (2020, Nov 09). Bronfenbrenner's ecological systems theory. Simply Psychology. www.simplypsychology.org/Bronfenbrenner.html

Marenus, M. (2020, June 09). Gardner's theory of multiple intelligences. Simply Psychology. www.simplypsychology.org/multiple-intelligences.html 

Tomlinson, CA., (2001). How to Differentiate instruction in mixed-ability classrooms 2nd Ed

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun