Mohon tunggu...
UNIVERSITAS PELITA HARAPAN
UNIVERSITAS PELITA HARAPAN Mohon Tunggu... Penulis - Pendidikan
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Akun dikelola oleh Tim Media Relations

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Menggali Solusi terhadap Nyeri Kanker: Prof. Yusak Raih Gelar Guru Besar Neurologi UPH

16 November 2023   09:00 Diperbarui: 16 November 2023   09:44 254
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Efektivitas Manajemen Intervensi Nyeri

"Penelitian telah dilakukan untuk mengevaluasi efektivitas berbagai metode intervensi nyeri. Sebagai contoh, pada tahun 2023, di Poliklinik Neurologi Siloam Hospitals Lippo Village, dilakukan prosedur blok saraf dan neurolitik Radiofrequency Saraf Pudendal dengan bantuan ultrasonografi pada penderita nyeri kanker vulva stadium 4. Meskipun pasien sebelumnya telah menerima obat opioid dan adjuvan, intensitas nyeri tidak berkurang, dan bahkan menyebabkan kesulitan tidur dan depresi," ungkap Prof. Yusak.

"Pasien dan keluarganya kemudian diberikan opsi untuk menjalani prosedur radiofrekuensi saraf pudendal sebagai salah satu metode manajemen intervensi nyeri. Setelah dua minggu menjalani prosedur tersebut, skala nyeri pasien mengalami penurunan dari 10 menjadi 3, durasi tidur malam meningkat menjadi 5-6 jam, gejala depresi berkurang, dan pasien tidak lagi menggunakan obat analgesia," jelas Prof. Yusak.

Prof. Yusak menyatakan bahwa manajemen intervensi nyeri, yang terbukti efektif melalui hasil penelitian dan semakin lengkapnya alat panduan prosedur, tidak boleh diabaikan atau diabaikan sebagai opsi pengobatan nyeri kanker. Hal ini karena metode ini mampu menggantikan peran opioid dan meningkatkan kualitas hidup penderitanya.

Tantangan dan Peluang Manajemen Intervensi Nyeri

Prof. Yusak menyampaikan bahwa meskipun manajemen intervensi nyeri terbukti efektif, penggunaannya belum diberikan prioritas, terutama saat intensitas nyeri meningkat. Hambatan lain yang membuat manajemen intervensi nyeri belum optimal adalah keraguan pasien terhadap prosedur tersebut karena dianggap tidak memberikan efek jangka panjang dan kekhawatiran terhadap potensi efek samping.

Saat ini, praktik manajemen intervensi nyeri umumnya dilakukan oleh spesialis Neurologi, Anestesi, Bedah Saraf, maupun Ortopedi. Namun, jumlah mereka belum mencukupi untuk menyediakan layanan prosedur nyeri secara merata di seluruh rumah sakit (RS) di Indonesia. Prof. Yusak menambahkan bahwa dari sekitar 150 dokter spesialis neurologi yang telah memiliki sertifikat kompetensi manajemen intervensi nyeri, hanya sekitar 5-10 orang yang aktif melakukan prosedur tersebut. Beliau sendiri merupakan salah satu dokter yang telah meraih sertifikat Fellow of Interventional Pain Practice (FIPP).

"Ini juga menjadi panggilan bagi mahasiswa dan alumni muda untuk mempertimbangkan bidang ini sebagai ruang pelayanan kesehatan di masa depan. Dengan semakin optimalnya manajemen intervensi nyeri, diharapkan dapat mengurangi ketergantungan pada opioid dalam jangka panjang. Hal ini akan membantu penderita kanker menghindari dampak samping, mempertahankan kualitas hidup yang baik, dan lebih fokus pada proses penyembuhan kankernya," ungkapnya.

Apresiasi dan Harapan untuk Masa Depan Bidang Neurologi

"Saya merasa sangat bangga dan terhormat bisa melantik Prof. Dr. dr. Yusak Mangara Tua Siahaan sebagai Guru Besar di Fakultas Kedokteran UPH. Pengabdian beliau dalam penelitian dan manajemen intervensi nyeri kanker sangat luar biasa, dan ini memberikan kontribusi besar dalam meningkatkan kualitas hidup para penderita kanker. Semoga dengan semakin banyaknya Guru Besar seperti Prof. Yusak, UPH dapat terus berkontribusi dalam penelitian dan pelayanan kesehatan di Indonesia," kata Rektor UPH.

Rektor UPH, Dr. (Hon.) Jonathan L. Parapak, M. Eng., Sc., menyampaikan harapannya agar Prof. Yusak terus berperan aktif dalam mencari solusi terbaik untuk melayani mereka yang menghadapi masalah kanker.
Prof. Dr. dr. Syahrul, Sp.N (K), selaku Ketua Kolegium Neurologi Indonesia (KNI), menyampaikan ucapan selamat dan harapannya bahwa penelitian Prof. Yusak dapat berkontribusi dalam meningkatkan jumlah dokter neurologi di Indonesia yang melibatkan diri dalam penerapan prosedur manajemen intervensi nyeri bagi penderita kanker.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun