“Maksudnya?” Tanyanya kembali.
“Hatimu adalah rumahmu. Jika kau ingin menemuiku dengan mudah, maka biarkanlah aku masuk kedalam rumahmu itu. Setiap kau ingin berjumpa denganku, kau tinggal menemuiku di dalam hatimu itu”.
Wajahnya memerah, Zahra menjadi salah tingkah setelah mendengar perkataanku tadi.
“euu..ap..ap..apa maksudmu tadi?” Tanyanya dengan terbata-bata.
“Dari tadi, kau hanya bertanya tentang maksudku terus. Baiklah Zahra, jika kau ingin tahu, biarkanlah aku ada dirumahmu, maka kau akan tahu apa maksudku”
“Hah?”. Hanya kata itu yang keluar dari mulut Zahra.
“Bagaimana Zahra?” Tanyaku.
Dengan kebingungan yang dialaminya, membuat aku senang. Karena menurutku, seorang perempuan terlihat indah ketika ia sedang kebingungan.
“Lantas bagaimana jika kau masuk ke rumahku, kemudian kau merusaknya?” Tanya Zahra.
“Bukankah rumahmu itu ada penjaganya? Mustahil aku bisa merusaknya jika rumahmu diajaga dengan baik” Jawabku.
“Hah? Memangnya siapa yang menjaga rumahku?” Tanyanya kembali.