Kembali kali ini kita bercanda dengan hati yang berbeda
Tidak seperti kemarin, candaan kita sudah sangat keterlaluan
Mengumpat disembarang-barang tempat, tepat didepan muka orang
Muludan kata-kata hingga air liur muncrat mengalir deras menuju hilir
Mencakar tubuh dengan penuh amarah seperti luapan nafsu
Membenturkan perasaan ke dinding batu, sampai tulang dalam retak
Mengunyah buah berduri hingga perut besar membusung penuh racun
Kepongahan telah menjadikan jalan kita didisirami kebanggaan
Menepuk dada sekira tiada orang  tak akan berani melawan kemauanÂ
Menginjak keras harkat martabat tanpa rasa malu dan penuh murka
Mata terus menyala, menyambar runduk mencari mangsa
Mana yang bisa dibakar
Mana yang bisa ditelanÂ
Mana yang bisa dihasut
Mana yang bisa dinjak-injak
Mana yang bisa dipecundangi
Mana yang bisa ditelanjangi
Oooo.....!!!Â
Oooooo.....!!!Â
Udara girang menyala mengeluarkan asap hitam yang bergemuruh
Bagai lidah api panjang menjilati sekujur tubuh yang mulai penuh kudis
Baunya penuh kebusukan menjalar dari ujung kepala sampai ujung kaki
Nafas sudah terasa menjadi rusak karena kelelahan menjalin nada
Melengking kesakitan, dijambuk berkali-kali dengan kebohongan
Keadaan bagai jelaga, menyuarakan dari dalam mulut mereka
Sampai satu pun tidak pernah keluar setetes pun kalimat
Selamat pagi hiruk pikuk
Hari ini kita kembali akan terus diuji oleh Sang Pencipta
Dari ketamakan-ketamakan, hasrat, kenikmatan dan nafsu yang tak akan ada habisnya.Â
                   Mgt, 3'5'24
                   Kanjeng Adipati
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H