Oleh:
UNU NURAHMAN
GP Angkatan 2 dan PP Angkatan 6/9
Wakasek Kesiswaan SMAN 1 Leuwimunding
Kabupaten Majalengka
Pada tanggal 25 Maret 2024, Kemendikbudristek menetapkan Permendikbudristek Nomor 12 Tahun 2024 tentang Kurikulum pada Pendidikan Anak Usia Dini, Jenjang Pendidikan Dasar dan Jenjang Pendidikan Menegah yang disebut Kurikulum Merdeka. Terdapat 2 karakteristik dalam Kurikulum Merdeka yaitu fleksibilitas dan berfokus pada materi esensial untuk mengembangkan kompetensi peserta didik sebagai pelajar sepanjang hayat yang berkarakter Pancasila (Profil Pelajar Pancasila).
Kurikulum Merdeka merupakan pengembangan kurikulum prototipe yang diperkenalkan pada tahun 2022. Sejalan dengan konsep merdeka belajar, kurikulum prototipe 2022 mendorong pembelajaran yang sesuai dengan minat, gaya belajar dan kemampuan siswa, serta menekankan pembelajaran berbasis projek (project-based learning) untuk pengembangan soft skills dan karakter Pancasila.
Permendikbud Nomor 22 Tahun 2020 tentang Rencana Strategis Kemendikbud Tahun 2020-2024 menetapkan Profil Pelajar Pancasila sebagai bentuk penerjemahan tujuan pendidikan nasional yang tidak hanya menjadi referensi utama yang mengarahkan kebijakan-kebijakan pendidikan tetapi acuan dalam membangun kompetensi dan karakter peserta didik yang sesuai dengan nilai-nilai Pancasila yaitu beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa (YME) dan berahlak mulia, berkebhinekaan global, bergotong royong, mandiri, bernalar kritis dan kreatif .
Lebih lanjut, nilai-nilai Profil Pelajar Pancasila dijabarkan sebagai berikut:
Beriman, bertakwa kepada Tuhan YME, dan berakhlak mulia
Pelajar Indonesia yang beriman, bertakwa kepada Tuhan YME, dan berakhlak mulia adalah pelajar yang berakhlak dalam hubungannya dengan Tuhan YME. Â Ia memahami ajaran agama dan kepercayaannya serta menerapkan pemahaman tersebut dalam kehidupannya sehari-hari. Ada lima elemen kunci beriman, bertakwa kepada Tuhan YME, dan berakhlak mulia: (a) akhlak beragama; (b) akhlak pribadi; (c) akhlak kepada manusia; (d) akhlak kepada alam; dan (e) akhlak bernegara.
Berkebhinekaan global
Pelajar Indonesia mempertahankan budaya luhur, lokalitas dan identitasnya, dan tetap berpikiran terbuka dalam berinteraksi dengan budaya lain, sehingga menumbuhkan rasa saling menghargai dan kemungkinan terbentuknya dengan budaya luhur yang positif dan tidak bertentangan dengan budaya luhur bangsa. Elemen dan kunci kebinekaan global meliputi mengenal dan menghargai budaya, kemampuan komunikasi interkultural dalam berinteraksi dengan sesama, dan refleksi dan tanggung jawab terhadap pengalaman kebinekaan.
Bergotong royong
Pelajar Indonesia memiliki kemampuan bergotong-royong, yaitu kemampuan untuk melakukan kegiatan secara bersama-sama dengan suka rela agar kegiatan yang dikerjakan dapat berjalan lancar, mudah dan ringan. Elemen-elemen dari bergotong royong adalah kolaborasi, kepedulian, dan berbagi.
Mandiri
Pelajar Indonesia merupakan pelajar mandiri, yaitu pelajar yang bertanggung jawab atas proses dan hasil belajarnya. Elemen kunci dari mandiri terdiri dari kesadaran akan diri dan situasi yang dihadapi serta regulasi diri.
Bernalar kritis
Pelajar yang bernalar kritis mampu secara objektif memproses informasi baik kualitatif maupun kuantitatif, membangun keterkaitan antara berbagai informasi, menganalisis informasi, mengevaluasi dan menyimpulkannya. Elemen-elemen dari bernalar kritis adalah memperoleh dan memproses informasi dan gagasan, menganalisis dan mengevaluasi penalaran, merefleksi pemikiran dan proses berpikir, dan mengambil Keputusan.
Kreatif
Pelajar yang kreatif mampu memodifikasi dan menghasilkan sesuatu yang orisinal, bermakna, bermanfaat, dan berdampak. Elemen kunci dari kreatif terdiri dari menghasilkan gagasan yang orisinal serta menghasilkan karya dan tindakan yang orisinal.
Dalam Kurikulum Merdeka, penguatan karakter Pancasila atau dikenal Projek Penguatan Profil Pancasila (P5) menjadi muatan kokurikuler yang merupakan pembelajaran kolaboratif lintas disiplin ilmu untuk mengamati,mengeksplorasi dan mencari solusi terhadap permasalahan yang relevan bagi peserta didik. Adapun tema yang disediakan terbagi menjadi 2 jenjang yaitu 4 tema untuk jenjang PAUD dan 8 tema untuk jenjang SD-SMK yang dikembangkan berdasarkan isu prioritas dalam Peta Jalan Pendidikan Nasional 2020-2035, Sustainable Development Goals, dan dokumen lain yang relevan.
Tema untuk jenjang PAUD yaitu Aku Sayang Bumi "Gaya Hidup Berkelanjutan", Aku Cinta Indonesia "Kearifan Lokal", Kita Semua Bersaudara "Bhinneka Tunggal Ika", dan Imajinasi dan Kreativitasku "Rekayasa dan Teknologi". Sedangkan untuk SD sampai dengan SMA/SMK, tema yang disediakan meliputi Gaya Hidup Berkelanjutan, Kearifan Lokal, Bhinneka Tunggal Ika, Bangunlah Jiwa dan Raganya, Suara Demokrasi, Rekayasa dan Teknologi, Kewirausahaan dan Kebekerjaan (khusus SMK).
Berkenaan dengan urutan dimensi kunci Profil Pelajar Pancasila, ada hal yang menarik untuk dicermati. Setidaknya terdapat 3 pengurutan dimensi yang berbeda terutama setelah dimensi pertama beriman, bertakwa kepada Tuhan YME, dan berakhlak mulia. Permendikbud Nomor 22 Tahun 2020 menempatkan kebhinekaan global di urutan ke-2 sehingga  menjadi beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa (YME) dan berahlak mulia, berkebhinekaan global, bergotong royong, mandiri, bernalar kritis dan kreatif .
Sedangkan dalam Surat Keputusan Kepala Badan Standar Kurikulum dan Assemen Pendidikan Kemendikbudristek Nomor 009/H/KR/2022 Tahun 2022 tentang Dimensi, Elemen dan Subelemen Profil Pelajar Pancasila menempatkan dimensi mandiri di urutan ke-2 sehingga susunannya menjadi  beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa (YME) dan berahlak mulia, mandiri, bergotong royong, berkebhinekaan global, bernalar kritis dan kreatif .
Berbeda dengan diatas, Permendikbudristek Nomor 12 Tahun 2024  Pasal 17 menempatkan dimensi bergotong royong pada urutan ke-2 dalam Profil Pelajar Pancasila sehingga urutannya menjadi  beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa (YME) dan berahlak mulia, bergotong royong, bernalar kritis, berkebhinekaan global, mandiri, dan kreatif .
Mungkin ada benarnya perbedaan susunan dimensi ini bukanlah hal yang substansial, Namun demikian, mengingat dimensi karakter ini mengacu kepada Pancasila yang susunannya bersifat sistematis-hierarkis dimana kelima silanya menunjukan suatu rangkaian urutan yang bertingkat-tingkat susunannya dan  tidak dapat dipindahkan maka alangkah lebih baiknya apabila ada konsistensi juga dalam susunan dimensi Profil Pelajar Pancasila sehingga tidak terjadi multi tafsir. Semoga artikel ini menjadi kajian pihak terkait*****
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H