Kepada pertugas Iva Misbah menjelaskan bahwa, dalam kegiatan mereka sama sekali tidak ada transaksi jual beli. Mereka murni untuk mengajak masyarakat yang biasa bersantai di Minggu pagi untuk menikmati bacaan secara gratis. Beberapa relawan Tore Maos bersyukur pada Minggu pagi tersebut tidak ada pembubaran secara paksa. Namun, mereka masih bertanya-tanya, kenapa kegiatan yang menggunakan fasilitas publik seperti Taman Adipura bisa mendapat teguran, apalagi mereka juga mengakui dan mengetahui kalau kegiatan tersebut tidak ada transaksi jual beli. Buku-buku bisa dibaca secara gratis alias tidak disewakan.
Setelah melakukan mediasi lewat telepon dengan Kasi Dinas Pertamanan Sumenep, Tore Maos akhirnya diperbolehkan untuk memanfaatkan Taman Adipura sebagai kegiatan taman baca gratis asalkan tidak ada kegiatan nirlaba atau merusak taman.
Yang membuat miris adalah ketika beberapa oknum tentara yang membubarkan secara paksa taman bacaan keliling gratis yang dilakukan sejumlah relawan taman baca keliling di Bandung. Pembubaran tersebut dilakukan saat Komunitas Perpustakaan Jalanan sedang menggelar lapak buku di Taman Cikapayang, Dago, Kota Bandung, pada 20 Agustus lalu. Komunitas perpustakaan Jalanan dianggap mengganggu ketertiban karena beroperasi pada malam hari.
Seperti dilansir Tempo.co (22/8), salah satu penggiat Komunitas Perpustakaan Jalanan, Indra, mengatakan aksi pembubaran tersebut disertai dengan aksi kekerasan yang dilakukan oleh aparat. Menurut dia, tiga penggiat komunitas menerima bogem dari aparat yang mengaku dari Satuan Kodam III Siliwangi dan Polisi Militer. Indra juga heran dan mengaku kecewa dengan aksi pembubaran paksa yang disertai kekerasan. Ia menilai kegiatan yang dilakukan Komunitas Perpustakaan Jalanan adalah hal positif dan tidak mengganggu ketertiban umum.
Kejadian yang dialami komunitas Tore Maos di Sumenep dan Komunitas Perpustakaan Jalanan di Bandung adalah bukti bahwa berbuat kebajikan, dalam hal ini berbentuk kegiatan literasi di masyarakat, memanglah berat tantangannya. Mereka tidak hanya berusaha membujuk masyarakat untuk mau melek baca dan sadar akan pentingnya kegiatan membaca, tetapi juga berusaha berdialog, sekaligus menyadarkan beberapa pihak agar turut peduli bahwa kegiatan semacam ini penting untuk dilakukan agar masyarakat tumbuh menjadi masyarakat yang cerdas, kritis, beradab, dan berwawasan luas. (*)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H