Mohon tunggu...
Untung Sudrajad
Untung Sudrajad Mohon Tunggu... Penulis - Freelancer

Hobi membaca artikel Ekonomi dan Politik, Novel, Cerpen dan Puisi

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan

Kemiskinan di Indonesia

2 Maret 2023   04:57 Diperbarui: 2 Maret 2023   05:03 255
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Birokrasi. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/GARRY LOTULUNG

2.  Kemiskinan Mutlak.

Kemiskinan Mutlak yang bersangkutan pendapatannya dibawah garis kemiskinan;

3. Kemiskinan Relatif.

Kemiskinan relatif adalah kemiskinan karena ketimpangan pembangunan yang berdampak pada kurangnya pekerjaan dan banyaknya pengangguran;

4. Kemiskinan Alamiah. 

Kemiskinan alamiah adalah kemiskinan yang disebabkan oleh kurangnya sumber daya alam.;

5. Kemiskinan Struktural.

Kemiskinan struktural adalah kemiskinan yang muncul karena pembangunan yang ada tidak mampu menjembatani masyarakat dengan sumber daya yang ada. Berkurangnya tanah produktif untuk pembangunan rumah, kantor, jalan, jembatan dan lain sebagainya yang membuat masyarakat dengan keahlian menjadi petani kehilangan pekerjaan. Mereka yang hidup dari hasil hutan kehilangan lahan karena berubah menjadi konsesi kebun sawit, tambang dan lain sebagainya;

6. Kemiskinan Budaya. 

Kemiskinan  budaya adalah kemiskinan yang dihasilkan dari kebiasaan kontra produktif dan sikap hidup santai. Budaya dan adat istiadat yang setiap prosesnya menimbulkan pengeluaran yang sangat banyak seperti belis / mas kawin yang tinggi, kebiasaan pesta disetiap momen kehidupan;

Eiits masih ada lagi yang jarang disinggung di literatur ekonomi yaitu ....

7.  Kemiskinan Rohani, 

Kemiskinan Rohani adalah  kemiskinan yang disebabkan karena keyakinan rohani yang meyakini bahwa mengejar harta benda itu tidak penting atau bahkan dosa, kehidupan didunia itu tidak penting, karena yang sangat penting itu kehidupan setelah mati yaitu hidup kekal di sorga. Lebih baik menderita didunia tetapi mempunyai bekal cukup di akherat;

Mohon maaf, tulisan ini mungkin sebagian besar kurang akurat, karena risetnya hanya lewat google, tanpa penelitian langsung.

Tetapi cukuplah untuk bahan diskusi kita bersama

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun