Siapa diantara kita yang tidak pernah merasa bosan?
Tentu kita semua pernah mengalaminya, akan tetapi untuk perasaan bosan yang parah yang membuat kita kurang termotivasi bahkan mengarah pada depresi, tentunya perlu ditangani dengan baik.
Perasaan bosan ternyata bukan sekedar kejenuhan biasa, ada alasan ilmiah yang perlu dipahami dibalik itu.
Perasaan bosan dan kejenuhan yang parah, bisa jadi disebabkan karena dopaminmu sedang turun. Dopamin adalah hormon sekaligus neurotransmitter yang terkait dengan penghargaan, emosi kesenangan. Dia akan naik ketika seseorang berhasil menaklukkan sesuatu, misalnya menyelesaikan tugas yang strategis, menaklukkan tantangan dan melakukan aktivitas yang bisa mendapatkan apresiasi orang lain.
Bisa jadi kita bosan karena ada perasaan subyektif karena merasa kurang mendapatkan penghargaan atas apa yang kamu lakukan atau tantangan untuk menaklukkan sesuatu semakin berkurang, akibatnya dopamin menjadi tidak maksimal.
Apabila kita merasakan hal tersebut, para psikholog menyarankan kita untuk melakukan aktivitas yang sifatnya kompetitif yang membuatmu merasakan sensasi menaklukkan atau memenangkan sesuatu.
Saran lain untuk meningkatkan dopamin adalah dengan:
- Mengonsumsi makanan tinggi protein.
- Cukup tidur sekitar 5 - 7 jam perhari.
- Berolah raga secara teratur minimal 4 hari per minggu.
- Mendengarkan musik.
- Mendapatkan sinar matahari yang cukup, minimal 15 menit perhari.
- Meditasi.
- Mengonsumsi suplemen yang disarankan dokter.
Atau bisa jadi  kita sedang mengalami burnout.
Burnout adalah istilah yang menggambarkan seseorang mengalami kelelahan mental akibat stress berkepanjangan yang terabaikan. Biasanya terjadi pada mereka yang pekerjaannya monoton, beban kerjanya overload dan kurang mendapatkan apresiasi dari orang lain.
Gejala Umum dialami seseorang yang mengalami burnout:
- Kelelahan fisik dan mental.
- Tidak menyukai / tidak menikmati pekerjaan atau aktifitas yang biasa dilakukan.
- Ada dorongan untuk menghindari tanggung jawab yang seharusnya menjadi kewajiban.
Perlu waspada bila kebosanan disertai gejala -- gejala tersebut, dan ada beberapa saran untuk mengatasi burnout:
- Ambil waktu untuk dirimu sendiri.
- Menyederhanakan target, merevisi jadwal.
- Menyampaikan kondisimu pada atasan, teman atau orang yang signifikan bahwa kondisimu sedang tidak seperti biasanya.
- Memperbaiki gaya hidup agar lebih sehat.
- Rekreasi dan atau relaksasi.
Selain hal -- hal tersebut diatas, masih ada faktor -- faktor penyebab kebosanan yang lain dan sifatnya mendasar, diantaranya adalah:
- Aktivitas tidak sesuai "passion" tetapi tetap harus dilakukan.
- Tantangan yang kurang atau karena terlalu banyak target dan tantangan.
- Kurangnya variasi kegiatan.
- Suport sistem yang kurang.
- Lingkungan indoor dan outdoor yang monoton.
Ada beberapa tip yang bisa dilakukan untuk menaklukkan kebosanan:
- Cari faktor penyebabnya dan selesaikan.
- Seimbangkan ritme keseharian (tidak hanya fokus pada rutinitas), perlu sosialisasi diri, mengembangkan hobi dan meningkatkan aktifitas spiritual.
- Lakukan perjalanan dan bertemu dengan orang -- orang baru.
- Â Ambil waktu untuk care dengan diri sendiri.
- Sederhanakan target dan nikmati proses.
 "Ketika segala sesuatu menjadi monoton, ingatlah perjuanganmu saat memulai dari awal"
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H