3. Sebelum menyampaikan kritik, berikan apresiasi tulus terhadap apapun yang sudah dikerjakan, terlepas kamu sepakat atau tidak.
4. Sampaikan argumenmu berdasarkann fakta atau data. Jangan menyerang secara personal.
5. Berikan juga masukan bagaimana sebaiknya, apa solusinya. Jangan asal mengkritik tetapi tidak bisa memberikan saran alternatifnya.
6. Tutup dengan pernyataan terima kasih dan harapanmu.
Pesan atau kritik apapun akan efektif bila bisa menyentuh bagian pre frontal cortex (otak kebijaksanaan). Untuk itu tata cara, diksi dan narasi yang santun sangat penting diperhatikan. Tujuannya supaya seseorang dapat menangkap substansinya bukan menyentuh amygdalanya yang menimbulkan reaksi fight or flight.
Namun mengkritik adalah seni dan dipengaruhi berbagai aspek termasuk sosial, budaya dan sistem yang berlaku. Semua bergantung cara pandang dan penerimaan masing-masing.
Namun alangkah bijaksana bila mengkritik tidak di depan umum kecuali ada kondisi dan pertimbangan khusus. Bicaralah secara langsung empat mata dari pada disampaikan di depan orang banyak.
Karena sesungguhnya setiap orang ingin diperlakukan sebagaimana kamu ingin diperlakukan.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H