Hal ini ternyata terkait dengan kerja bagian otak yang bernama Amygdala. Amygdala berfungsi semacam alarm tubuh yang mengingatkan manusia akan bahaya.
Kritik dalam konotasi negatif akan direspon amygdala sebagai ancaman, sehingga amygdala akan bereaksi dalam bentuk " Fight or Flight"
Reaksi Fight terhadap kritikan berupa respon melawan kritikan dengan argumen, counter balik, marah, mencari kelemahan pengkritik, menyerang bahkan berlaku agresif kepada si pengkritik.
Resksi Flight terhadap kritik direspon dengan menghindar, menyembunyikan diri, lari dari kenyataan, "ngambeg" atau bahkan "baper".
Lalu bagaimana cara menyampaikan kritik yang elegant?
Menyampaikan kritik adalah seni tersendiri. Tidak ada aturan baku bagaimana seharusnya menyampaikan kritik , namun ada beberapa hal umum yang perlu menjadi perhatian terkait sifat dasar manusia.
Pada umumnya manusia senang di puji, di dukung dan mendapat masukan dengan narasi yang santun.
Sebaliknya pada umumnya manusia tidak senang dikritik, diperintah dan dibantah.
Karena itu dalam menyampaikan kritik sebaiknya memperhatikan kaidah tersebut agar pesan yang disampaikan efektif dengan cara:
1. Memperhatikan Timing yang tepat, forum yang tepat dan pada orang yang tepat.
2. Awali dengan kalimat pembuka yang sugestif dengan menyampaikan tujuan, misalnya "Saya akan menyampaikan pendapat saya demi kebaikan kita bersama ..... "