Mohon tunggu...
Untung Dwiharjo
Untung Dwiharjo Mohon Tunggu... Wiraswasta - Tinggal di Surabaya

Lulusan Jurusan Sosiologi Fisip Unair. Pernah bekerja sebagai wartawan dan peneliti pada lembaga Nirlaba nasional yang berbasis di Surabaya. Pernah meraih juara pada lomab LKTI dan beberapa kali tulisannya mampir di bebrapa media seperti Jawa Pos, Surya, harian Bhirawa dan detik.com

Selanjutnya

Tutup

Nature Pilihan

Penyediaan Ruang Terbuka Hijau (RTH) untuk Penyerapan Emisi

26 November 2021   08:59 Diperbarui: 26 November 2021   09:15 244
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Karena aktifitas aktifitas pembangunan fisik kota terutama dengan adanya perumahan dan apartemen serta perkantoran yang bergerak sangat cepat, namun tidak disertai daya dukung lahan yang memadai. Maka sangat jelas bahwa alih fungsi lahan dapat menyebabkan keseimbangan udara, terutama penyerapan emisi menjadi terganggu.

Maka alih fungsi lahan terutama harus dibatasi terutama pada daerah penyangga paru-paru kota. Hutan lindung konservasi sumberdaya alam harusnya tidak dialihfungsikan menjadi bangunan baik itu perumahan, perkantoran ataupun pabrik. Sehingga daya dukung untuk menangkal pencemaran udara menjadi terjaga.

Sekarang alih fungsi lahan banyak menerpa wilayah pinggran kota besar dan pedesaan.Maka apabila diteruskan akan dapat merusak ekosistem kota yang membutuhkan wilayah pingiran kota sebagai penyangga paru-paru udara di kota besar.       .

Apalagi dengan adanya proyek infrastruktur maka alih fungsi lahan akan semakin masif, sehingga bisa mengurangi penyediaan ruang terbuka hijau.Kedepan harusnya pembangunan proyek infrastruktur seyognya memperhatikan aspek kelestarian lingkungan serta daya dukung ekologi manusia, Karena sekarang terjadi adanya kecenderungan pemanfaatan alih fungsi lahan marginal atau lahan yang semestinya berfungsi sebagai jalur hijau, ruang resapan atau fungsi ekologi lahan lainnya (Singgih,1997).

***

Pembuatan rumah hijau berbahan alami juga bisa menjadi alternatif dalam upaya penyediaan ruang terbuka hijau (RTH). Kenapa? Karena dengan membuat perumahan dari bahan ramah lingkungan. Secara otomatis efek rumah kaca akan terkurangi. Sehingga pengunaan pendingian ruangan bisa diminalisir.

Selain itu, dengan bahan bangunan yang ramah lingkungan maka dapat tercapai keselarasan bangunan dengan alam yang pada akhirnya dapat mengurangi gas emisi yang berda disekitarnya. Sehingga akhirnya bisa membuat  paru-paru kota dimana udara semakin bersih. 

Langkah selanjutnya untuk menyediakan RTH  adalah dengan melakukan penanaman pohon di daerah pinggiran kota serta daerah gundul. Hal itu dimaksudkan untuk membuat penyediaan ruang terbuka hijau pada daerah-daerah yang sebelumnya gundul dan gersang.

Hal itu dilakukan guna mempertahankan ekosistem yang tadinya rusak akibat penebangan pohon di ruang terbuka hijau atau pingiran kota akibat proses pembangunan. Sehingga penyediaan paru-paru kota berupa ruang terbuka hijau tetap lestari.

Untuk itu perlu ada program reboisasi atau penanaman kembali lokasi atau tanah-tanah yang gundul akibat fungsi lahan atau karena penebangan liar, serta perlu digalakan penanaman pohon di berbagai lahan di perkotaan terutama di sekitar proyek infrastruktur seperti jalan tol dan sebagainya.

Demikianlah beberapa langkah yang saya kira bisa diterapkan agar penyediaan ruang terbuka hijau (RTH) untuk penyerapan emisi dapat terwujud.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun