Mohon tunggu...
Untung Dwiharjo
Untung Dwiharjo Mohon Tunggu... Wiraswasta - Tinggal di Surabaya

Lulusan Jurusan Sosiologi Fisip Unair. Pernah bekerja sebagai wartawan dan peneliti pada lembaga Nirlaba nasional yang berbasis di Surabaya. Pernah meraih juara pada lomab LKTI dan beberapa kali tulisannya mampir di bebrapa media seperti Jawa Pos, Surya, harian Bhirawa dan detik.com

Selanjutnya

Tutup

Gadget Pilihan

Desa Go Digital Masa Depan Ekonomi Pedesaan

19 November 2021   14:05 Diperbarui: 19 November 2021   14:15 309
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gadget. Sumber ilustrasi: PEXELS/ThisIsEngineering

Menjadi YouTuber  itu biasa, yang luar biasa adalah desa YouTuber . Mengapa karena kisah sebuah desa di Kabupaten Bondowoso Jawa Timur yang menjadi  desa YouTuber yang bisa menjadikan  mereka sukses  membangun desa.  Para pemuda di sana tidak lagi perlu ke kota untuk mencari pekerjaan, tetapi sudah dengan menjadi Youtuber sudah bisa memenuhi kebutuhan hidup mereka secara lebih layak secara ekonomi.

Hasil kerja keras sebuah desa  yang tadinya belum berkembang  tersebut untuk merintis  menjadi desa YouTuber itulah yang perlu dicontoh. Karena dengan dengan membuat konten Youtube mereka bisa membeli rumah, memlunasi hutang, membeli mobil dan sepeda motor  keluaran terbaru

Desa YouTuber menurut penuturan seorang ahli  teknologi  informasi (IT)  adalah berawal dari program Desa Go Digital. Dimana berkembang  menjadi  desa YoutTuber tersebut. Desa Go Digital membutuhkan waktu untuk berkembang sekitar  2-3 tahun untuk menjadi desa YouTuber.

Oleh karena itu selain desa wisata yang selama pandemi covid-19 menjadi lesu atau matisuri karena adanya pembatasan mobilitas  masyarakat oleh pemerintah dengan adanya Pemberlakukan  Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) yang terus menerus yang entah sampai kapan berakhir.

Maka desa Go Digital adalah alternatif yang bisa dilakukan oleh banyak desa  di Indonesia. Karena  dengan sarana internet yang tersedia di pedesaan  dan masyarakat, maka desa  Go Digital menjadi program yang realistis untuk mengangkat hajat hidup warga pedesaan dari jurang kemiskinan.

Menurunnya  peran sektor  pertanian di pedesaan akibat alih fungsi lahan yang semakin mengikis tanah pertanian di pedesaan dan mahalnya biaya produksi untuk menananm padi.  Khususnya dengan mahalnya pupuk dan biaya lainnya maka masyarakat pedesaan memang harus beralih ke sektor mata pencaharian yang lain. Salah satunya  menjadi YouTuber dengan membentuk Desa Go Digital khususnya bagi generasi mudanya.


Kisah sukses kampung YouTuber  di Bondowoso  bisa jadi percontohan untuk  program Desa Go Digital yang merupakan target  kedepannya. Karena  kampung YouTuber adalah  contoh sukses dari  program  tersebut.

Sehingga butuh proses untuk memulai sebuah desa untuk menjadi desa  YouTuber  yang dirintis dengan desa Go Digital terlebih dahulu. Dimana  masyarakat harus diberi kesadaran khususnya  generasi mudanya untuk melek teknologi  informatika dan dunia internet  serta membuat konten sehingga bisa sampai berhasil  menjadi suatu  pekerjaan yang menghasilkan.

Sebagaimana diketahui  bahwa penghasilan kampung YouTuber  di Bondowoso sudah  mencapai ratusan juta  rupiah. Dimana para pemuda di sana bisa menyelesaikan  persoalan kebutuhan hidup mereka serta  permasalahan keuangan keluarga, sehingga mereka bisa keluar dari jerat kemiskinan dan hutang . Sehingga pemuda-pemuda di  kampung YouTuber tersebut tidak perlu ke kota untuk bekerja, karena mereka sudah cukup dengan menjadi Youtuber di desa  di daerah Bondowoso-Jawa Timur tersebut.  Semuanya itu dimulai  dengan  Desa Go Digital sebagai embrionya.

***

Desa  Go Digital adalah program yang banyak mengandalkan konten baik itu berupa tulisan dan video . Sehingga diperlukan untuk mendukung program tersebut  adalah dengan melakukan  pelatihan program tersebut. Dari sebuah acara webinar tentang program Desa Go Digital bahwa  awal pertama yang harus dibangun dalam program itu adalah membuat website.

Dengan membuat website maka warga masyarakat dapat melihat pembangunan di desa mereka. Juga laporan kegiatan yang dilakukan oleh pemerintahan desa. Sehingga laporan keuangan dan program pembangunan desa dapat dilihat, dinilai dan dimonitor oleh warga  desa dari website tersebut.

Oleh karena itu di awal program  Desa Go Digital diperlukan pelatihan menjadi jurnalis web desa dan cara pengelolaanya. Baru kemudian disusul dengan pelatihan membuat konten kreator  menjadi seorang YouTuber setelah pembuatan website desa  sudah stabil atau konsisten.

Bisa juga kalau memang memungkinkan antara membangun website desa dan membuat konten  YouTuber desa berjalan bersamaan. Hal demikian kalau kita memakai istilah Nasikun (1983) tentang  strategi pembangunan desa berparadigma ganda. Sehingga keduanya bisa dilakukan secara beriringan yaitu antara membuat website desa dan menjadi  kampung YouTuber.

Namun demikian apabila dialkukan bersama maka diperlukan kesiapan SDM para pemuda desa yang kreatif dan jaringan internet yang stabil dan merata. Serta pendampingan dari instruktur yang berkompeten tentang dunia internet , wesite dan konten YouTube.     

***

Tidak dipungkiri bahwa Desa Go Digital agar bisa masif diseluruh desa di Indonesia  maka dibutuhkan jaringan internet yang merata. Hal tersebut memang menjadi tantangan tersendiri. 

Karena berdasarkan informasi dari masyarakat  desa  dalam  forum diskusi  daring yang membahas Desa  Go Digital mengatakan bahwa  fasilitas internet di pedesaan belumlah merata. Terutama daerah pedesaan yang terpencil dan terisolir dimana mereka harus naik ke bukit untuk  mendapatkan jaringan internet , atau harus mencari lokasi-lokasi tertentu  untuk mendapatkan  akses  internet.

Karena itu guna  pemerataan program Desa Go Digital untuk  menjadi program  pengentasan kemiskinan  di pedesaan maka jaringan internet di pedesaan perlu dimasifkan  di Indonesia.  Mungkin dengan dana desa bisa dialokasikan untuk pemeratan program Internet masuk desa.

Sehingga  seluruh warga masyarakat bisa mengakses internet secara lebih luas dan dapat ikut berpatisispasi dalam program Desa Go Digital dengan cara menuliskan program kemajuan pembangunan di desanya  atau membuat konten YouTube bagi generasi mudanya yang kreatif.

Memang kalau dulu lahan pertanian di pedesaan menjadi tumpuan hidup warga, maka di zaman  serba internet ini maka sekarang salah lahan tanpa batas yang dimiliki oleh warga desa untuk  menjadi sumber penghasilan adalah  berpartisipasi dalam  program Desa Go Digital dengan menjadi  konten kreator dalam website desa  dengan menjadi jurnalis  atau menjadi  YouTuber  di desa  Digital.  

Maka dengan adanya Desa  Go Digital  ke depan bisa menjadi salah satu jenis  desa wisata yang ada di desa, selain keunikan desa  seperti wisata religi atau keunikan  lahan pertanian dan sebagainya.

Fenomena  desa YouTuber  di Situbondo yang sukses  mengangkat hajat hidup  orang desa setempat  menjadi relatif mapan secara  materi, dimana sekarang menjadi percontohan  Desa Go Digital yang ramai dikunjungi  masyarakat untuk studi banding  tentang  dunia YouGTuber  maka patut  selayaknya program  Desa Go digital menajdi program  nasional dalam pembangunan ekonomi  desa  ke depan.     

Untung Dwiharjo, pengamat Pedesaan Alumnus  Fisip Unair     

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Gadget Selengkapnya
Lihat Gadget Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun